Jakarta, CNN Indonesia —
Para peneliti dari Universitas Harvard mengklaim menemukan ‘objek alien’ di dasar laut. Temuan ini berasal dari meteorit IM1 yang jatuh ke Samudera Pasifik 2014 silam.
Avi Loeb, astronom dari Harvard mengatakan material luar angkasa berbentuk ‘bola-bola’ itu ditemukan di Samudera Pasifik pada Juni tahun ini. Namun, analisis awal mengindikasikan material tersebut berasal dari luar tata surya kita, dibawa oleh objek antarbintang yang menabrak Bumi pada tahun 2014.
Loeb melakukan penelitian bersama timnya yang dinamai Proyek Galileo. Tim tersebut mengumpulkan 700 bola-bola kecil atau spherules, dan 57 di antaranya digunakan untuk analisis.
Dari hasil analisisnya, Loeb mengklaim materi tersebut bahkan bisa jadi berasal dari “teknologi luar angkasa” karena beberapa karakteristik yang tidak biasa dari materi tersebut. Loeb sebelumnya telah mengklaim asteroid tersebut mungkin merupakan benda buatan, seperti pesawat ruang angkasa alien.
“Ini adalah penemuan bersejarah karena ini merupakan pertama kalinya para ilmuwan menganalisis material dari objek besar yang tiba di Bumi dari luar tata surya,” kata Loeb, mengutip The Independent, Jumat (1/9).
Ekspedisi ini mengambil spherules dengan hasil per massa latar belakang yang meningkatkan jumlah spherules di dekat jalur IM1 secara signifikan. Dengan menggunakan peta panas yang dikembangkan dari statistik deteksi spherule oleh postdoc Laura Domine, tim dapat mengidentifikasi wilayah dengan konsentrasi tinggi dari spherule yang diambil.
Tim laboratorium Harvard, yang dipimpin oleh Stein Jacobsen, menemukan bola-bola tipe “BeLaU” dari komposisi luar tata surya hanya di daerah dengan hasil tinggi ini.
“Pola kelimpahan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam literatur ilmiah dan bisa jadi berasal dari diferensiasi dalam lautan magma di exoplanet yang memiliki inti besi,” kata Stein Jacobsen, mengutip laman resmi Harvard.
Gambar mikroskop elektron dari beberapa bola yang dikumpulkan menunjukkan komposit masif yang miring, yang mengindikasikan penggabungan bola-bola kecil di dalam volume bola api.
“Komposisi “BeLaU” sangat berbeda dengan ratusan faktor dari materi tata surya, dengan produksi berilium melalui spallasi inti yang lebih berat oleh sinar kosmik yang menandai perjalanan antarbintang,” kata Loeb.
Namun begitu, belum ada pernyataan lanjutan tentang apakah memang benar spherules merupakan jejak keberadaan alien di tata surya.
Profesor kontroversial
Namun begitu, Loeb selama ini dikenal sebagai seorang profesor kontroversial. Loeb sebelumnya membuat sejumlah klaim tentang potensi kehidupan di luar bumi dan pengunjung dari tata surya lain.
Salah satu kontroversinya yakni ketika ia menyebut objek bernama Oumuamua yang ditemukan tahun 2017 merupakan ‘wahana alien’.
“Orang-orang bosan mendengar tentang klaim liar Avi Loeb,” kata Steve Desch, seorang astrofisikawan di Arizona State University, pada Juli lalu ketika Loeb mengungkapkan rincian pencariannya.
“Ini mencemari ilmu pengetahuan yang baik, mencampuradukkan ilmu pengetahuan yang baik yang kita lakukan dengan sensasionalisme konyol,” lanjut dia.
Oumuamua sempat menjadi perdebatan para ahli karena mampu berganti arah dan seperti mengatur kecepatannya. Objek antariksa misterius itu ditemukan lima tahun lalu ketika dapat dipantau dari Bumi.
Dua astronom dari Universitas Harvard, salah satunya Loeb, mengatakan Oumuamua adalah sebuah kapal alien karena benda tersebut bergerak mengatur kecepatannyasendiri.
Namun, banyak ilmuwan berpendapat bahwa akselerasi Oumuamua kemungkinan disebabkan hidrogen padat pada benda itu meledak dan membuat Oumuamua berakselerasi. Ledakan ini yang tidak terpantau oleh para ahli.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]