Jakarta, CNN Indonesia —
Negosiasi iklim PBB berjalan alot hingga Selasa dini hari (12/12) setelah tuan rumah COP28, Uni Emirat Arab mendapat kecaman dari negara-negara Barat dan aktivis lingkungan hidup atas rancangan kesepakatan tidak cukup ambisius, terutama mengenai komitmen kuat soal penghentian penggunaan bahan bakar fosil.
Dengan beberapa jam lagi sebelum pertemuan di Dubai secara resmi berakhir, utusan iklim AS, John Kerry, mengatakan kepada para menteri bahwa ini adalah “COP terakhir di mana kita memiliki kesempatan untuk mempertahankan 1,5 derajat. Inilah saatnya.”
Perjanjian Paris 2015 menetapkan target yang semakin sulit dicapai, yakni membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius dari tingkat pra-industri untuk menghindari kerusakan terburuk dari perubahan iklim.
“Saya rasa tidak ada seorang pun di sini yang ingin dikaitkan dengan kegagalan untuk memenuhi tanggung jawab ini. Tidak banyak orang dalam kehidupan publik yang diminta untuk membuat pilihan hidup dan mati secara historis,” ujar Kerry, mengutip AFP.
“Ini adalah perang untuk bertahan hidup,” ujarnya dalam sesi tertutup yang berakhir sekitar pukul 2:30 pagi waktu setempat.
Untuk mencapai target tersebut, para ilmuwan mengatakan bahwa pemerintah harus menggunakan energi terbarukan secara besar-besaran sambil mengurangi penggunaan minyak, gas dan batu bara – bahan bakar fosil yang bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas.
“Banyak dari kita telah menyerukan agar dunia menghentikan penggunaan bahan bakar fosil,” ujar Kerry.
“Saya rasa sebagian besar dari Anda di sini menolak untuk menjadi bagian dari sandiwara,” ujar utusan AS tersebut, yang diadang oleh para aktivis yang menyuarakan keprihatinan mereka mengenai teks tersebut saat ia meninggalkan ruangan.
Negara-negara kepulauan kecil yang khawatir bahwa perubahan iklim mengancam keberadaan mereka menuduh Emirat mengabaikan kepentingan mereka.
“Republik Kepulauan Marshall tidak datang ke sini untuk menandatangani surat kematian kami,” kata juru rundingnya, John Silk, yang menuntut diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil.
Presiden COP28, Sultan Al Jaber, merilis sebuah teks yang bertujuan untuk mencapai konsensus di antara hampir 200 negara, termasuk Arab Saudi dan produsen minyak dan gas lainnya yang ingin melestarikan sumber ekonomi mereka.
Setelah draf sebelumnya mencantumkan opsi penting untuk “penghentian” minyak, gas, dan batu bara, versi baru yang dirilis pada Senin sore ini berfokus pada “pengurangan” produksi dan konsumsi mereka untuk mencapai emisi nol-nol pada tahun 2050.
Para negosiator mengatakan bahwa rancangan baru diharapkan akan dirilis pada hari Selasa.
Rekor-rekor ‘Neraka Bocor’ di 2023 (Foto: CNNIndonesia)
COP28 di ambang kegagalan di halaman berikutnya…