NASA Prediksi Kapan Asteroid Hantam Bumi dengan Kekuatan 24 Bom Nuklir


Jakarta, CNN Indonesia —

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memprediksi kemungkinan asteroid Bennu menghantam Bumi pada tahun 2182 dengan kekuatan 24 bom nuklir.

NASA saat ini melakukan pemantauan ketat pada asteroid Bennu yang berukuran diameter 490 meter. Pasalnya, asteroid ini memiliki kemungkinan manghantam Bumi pada 24 September 2182.

Meski demikian, menurut sebuah studi pada 2021, kemungkinan tumbukan tersebut cukup kecil, sekitar 1 banding 2.700.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, jika Bennu menghantam Bumi, asteroid ini akan menghantam permukaan dengan kecepatan sekitar 11 kilometer per detik. Menurut perhitungan NASA, Bennu bisa melepaskan 1.400 megaton energi, yang setidaknya 24 kali lebih kuat dari senjata nuklir Tsar Bomba.

Sebagai perbandingan, bom “Fat Man” yang dijatuhkan AS di Nagasaki, Jepang, menjelang akhir Perang Dunia II adalah bom berkekuatan 21 kiloton. Dikutip dari Smithsonian, Uni Soviet menguji coba “Tsar Bomba”, senjata nuklir terkuat yang pernah digunakan yang berkekuatan 50 megaton.

Lebih lanjut, NASA tertarik dengan asteroid Bennu sehingga meluncurkan misi selama tujuh tahun untuk mempelajarinya. Misi ini pada akhirnya sudah membawa pulang sampel berharga dari asteroid ini ke Bumi.

Dikutip dari Business Insider, misi ini bisa membantu meramalkan masa depan tetangga kosmik kita dengan lebih baik, dan juga bisa memberikan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang pembentukan Bumi.

Misi OSIRIS-REx mendarat di Bennu untuk mengambil sampel pada Oktober 2020, dan menemukan permukaan batuan yang tidak terduga.

Pasalnya, permukaan Bennu menyusut hampir seperti air, dan massa kerikil di dalam kawah tempat OSIRIS-REx mendarat, yang dinamai Nightingale, nyaris menelan wahana antariksa tersebut.

Hal ini menunjukkan kepada para ilmuwan bahwa lapisan permukaan asteroid memiliki kerapatan yang sangat rendah. Wahana ini bahkan tenggelam sedalam 50 sentimeter ke dalam permukaan Bennu sebelum pendorong mundurnya ditembakkan.

Para ilmuwan saat ini membandingkan pengukuran dari Bennu dengan data yang dikumpulkan selama eksperimen defleksi asteroid NASA, DART, yang berhasil mengubah orbit bulan asteroid Dimorphos di sekitar batu angkasa induknya, Didymos, pada September 2022.

“Ketika saya melihat foto-foto Dimorphos, ia tampak sangat familiar; tampak seperti tumpukan puing-puing berbatu dengan tekstur yang sama,” ujar Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx dari University of Arizona, dikutip dari Space.

“Misi [DART] sangat sukses secara fenomenal. Misi ini memberikan banyak momentum pada asteroid, secara substansial memperlambat kecepatan orbitnya, dan sebagian besar karena ada begitu banyak materi yang dilontarkan dari permukaan, dan transfer energi tersebut menghasilkan perubahan signifikan pada periode orbitnya,” lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]

(lom/dmi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *