Mimpi Putin Kalahkan NASA Terancam Gagal Gegara Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia bicara soal ambisi masa depan negaranya di bidang penerbangan luar angkasa di Kongres Astronatika Internasional. Namun, dengan segala ambisi yang ada, negara di bawah kepemimpinan Vladimir Putin itu malah mengurangi biaya jelajah antariksa mereka.

Rusia dilaporkan kesusahan membangun perangkat baru untuk aktivitas penerbangan luar angkasa.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemimpin perusahaan luar angkasa Rusia, Yuri Borisov, sesumbar soal rencana Rusia untuk membangun stasiun luar angkasa baru di orbit rendah Bumi yang dinamai ‘Stasiun Orbital Rusia’.

“Kami berharap dapat merancang, memproduksi, dan meluncurkan beberapa modul pada tahun 2027,” kata Borisov melalui penerjemah pada konferensi yang diadakan di Baku, Azerbaijan, dikutip dari Arstechnica, Kamis (5/10/2023).

Stasiun luar angkasa ini akan menjadi laboratorium luar angkasa permanen untuk menguji penemuan material baru, teknologi, dan obat-obatan. Rencananya, stasiun tersebut akan dibangun tepat di orbit kutub, sehingga memungkinkannya pengamatan ke seluruh permukaan planet.

Selama diskusi, Borisov menambahkan bahwa Rusia juga berencana membangun megakonstelasi “Sfera” untuk memenuhi permintaan komunikasi yang besar di negaranya.

Konstelasi ini mencakup kemampuan untuk menyediakan komunikasi langsung ke perangkat mobile. Hal ini membutuhkan satelit berukuran besar dengan biaya minimal miliaran dolar AS.

Dalam slide PowerPoint yang menyertai presentasi Borisov, Roscosmos juga mengiklankan visi lain yang bahkan lebih megah. Slide tersebut menunjukkan kendaraan pengangkut luar angkasa bertenaga nuklir yang disebut “Nuklon”, serta dua kendaraan peluncuran bernama Amur-LNG dan Korona.

Semuanya mungkin terlihat dan terdengar bagus di panggung internasional. Namun, implementasinya sangat sulit. Sebagian besar presentasi didasarkan pada vaporware atau proyek lama, bahkan tidak pernah benar-benar diproduksi, atau dibatalkan secara resmi.

Anggaran Penjelajahan Luar Angkasa Rusia Dipangkas Habis

Sumber media Rusia mengungkapkan bahwa anggaran negaranya untuk kegiatan luar angkasa akan dikurangi dalam dua tahun ke depan.

Menurut sebuah artikel di Lenta.Ru, usulan anggaran kegiatan luar angkasa Rusia pada tahun 2024 akan berjumlah 285,95 miliar rubel, diikuti oleh 271,91 miliar rubel pada tahun 2025 dan 258,1 miliar rubel pada tahun 2026.

Artikel tersebut mengatakan bahwa alokasi anggaran akan ditujukan untuk memajukan pembiayaan proyek-proyek investasi industri luar angkasa dan roket Rusia. Selain itu, anggaran itu juga untuk mendukung fungsi Roscosmos State Corporation.

Tidak ada yang meragukan kemampuan Rusia dalam membangun stasiun luar angkasa, karena negara tersebut memiliki sejarah panjang dalam membangun pos-pos orbital yang sukses.

Namun, sejak bubarnya Uni Soviet, Rusia kesulitan membangun perangkat keras baru untuk aktivitas penerbangan luar angkasa. Modul stasiun luar angkasa Nauka maupun pesawat ruang angkasa Luna 25 yang baru-baru ini jatuh ke Bulan pada dasarnya adalah proyek yang sebagian besar dibangun beberapa dekade lalu.

Gagasan bahwa Rusia kini akan membangun stasiun luar angkasa baru dan meluncurkannya dalam empat tahun ke depan dengan anggaran yang lebih rendah, sangatlah sulit untuk dipahami dalam situasi saat ini.

Fokus utama negara ini adalah membiayai dan memenangkan perang yang tidak beralasan melawan Ukraina. Dan seperti yang ditunjukkan oleh kisah anggaran luar angkasa, sumber daya untuk program luar angkasa kemungkinan besar akan dikurangi daripada ditingkatkan.

Setiap proyek yang diusulkan di luar stasiun luar angkasa tampak lebih khayalan. Misalnya saja roket Amur dan Korona.

Rusia telah berbicara secara terbuka tentang roket Amur yang dapat digunakan kembali selama tiga tahun sekarang. Pesawat ini terlihat mirip dengan Falcon 9 milik SpaceX dan bertujuan untuk memiliki tahap pertama yang dapat digunakan kembali. Namun tampaknya belum ada kemajuan dalam pengembangan perangkat keras tersebut.

Adapun roket Korona yang ditampilkan pada slide Borisov, seperti hanya cerita saja karena banyak yang tidak yakin tentang kehadirannya.

Ini mungkin merujuk pada roket satu tahap ke orbit yang pertama kali dibuat 30 tahun lalu ketika NASA dan McDonnell Douglas sedang mengerjakan kendaraan peluncuran DC-X di Amerika Serikat. Gagasan bahwa Rusia akan menghidupkan kembali konsep ini dan mengembangkan perangkat keras penerbangan luar angkasa bukanlah sesuatu yang “prospektif”, seperti yang diklaim oleh Roscosmos.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


NASA Simulasi ‘Kiamat’ Lokal, Bumi Cuma Punya Waktu 30 Menit

(fab/fab)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *