Menkominfo Dorong Opsel Merger, Ini Kata XL Axiata

Jakarta, CNBC Indonesia – Belum lama ini, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi mendorong konsolidasi di industri telekomunikasi. Dia mengatakan Smartfren untuk melakukan merger, dengan salah satu opsinya bersama XL Axiata.

Ditanya soal permintaan tersebut, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini menjelaskan konsolidasi memang baik untuk industri. Termasuk bisa membuat industri menjadi lebih sehat.

“Kan konsolidasi sebetulnya baik untuk industri. Pak menteri katakan idealnya tiga operator, jadi memang konsolidasi baik untuk industri dan bisa buat industri lebih sehat,” kata Dian ditemui Syukuran Anniversary XL Axiata 27th, di Jakarta, Senin (9/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia tak menyembut soal konsolidasi dengan Smartfren. Namun hanya mengatakan share holder lah yang banyak terlibat terkait hal tersebut.

“Jadi sampai saat ini sebagai manajemen tidak banyak terlibat dan karena terlibat share holder antara holder melakukan hal tersebut. Kalau mau lebih lanjut informasinya lebih ke Axiata. Hanya memang dari XL support kalau terjadi konsolidasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Budi Arie mendorong terjadinya konsolidasi. Dia menargetkan untuk industri hanya memiliki tiga operator seluler demi industri telekomunikasi yang lebih efisien dan sehat.

Konsolidasi akan membuat peningkatan kualitas pada pelanggan. Termasuk jaringan lebih kuat dan efisiensi biaya.

“Konsolidasi harus tercipta untuk menjadi 3 operator sehingga terjadi peningkatan kualitas pelanggan , jaringan yang lebih kuat serta efisiensi biaya,” kata Budi Arie.

Budi Arie mendorong Smartfren, bisa dengan XL Axiata atau Indosat maupun Telkomsel. Dia juga menjanjikan pemerintah akan memfasilitasi proses merger Smartfren dengan operator lain.

Bukan Perkawinan Pertama XL Axiata

Jika XL jadi dengan Smarftren, ini bukan ‘perkawinan’ pertama bagi XL Axiata. Pada 2014, XL resmi merger dengan Axis.

Dilansir dari Detik.com, XL meminang Axis dengan harga US$865 juta. Saat itu juga diatur XL dapat menggunakan frekuensi 15 Mhz yang dimiliki Axis di spektrum 1.800 Mhz.

Selain itu spektrum 10 Mhz yang dimiliki Axis pada 2.100 Mhz direncanakan untuk dilelang 3G.

Tahun lalu, XL Axiata dan Axiata Group Berhad juga telah mengakuisisi bersama 66,03% saham Linknet. Harganya sekitar RM 2,63 miliar atau Rp 8,72 triliun.

Setelah akuisisi selesai, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), anak perusahaan yang secara tidak langsung dimiliki Axiata, dan XL Axiata memegang 46,03% dan 20% dari gabungan seluruh saham 66,03%. Saham itu tadinya dimiliki Asia Link Dewa Pte. Ltd. (36,99%) dan PT First Media Tbk (29,04%), entitas Grup Lippo.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


XL dan Smarfren Disebut Mau Merger

(npb/npb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *