Kenapa Bisa Ada Gunung?


Jakarta, CNN Indonesia —

Pegunungan terbentuk tidak secara tiba-tiba atau dari sananya saat Bumi terbentuk. Pergerakan lempeng tektonik perlahan yang berujung tabrakan membuatnya menjadi seperti itu.

Gunung tertinggi di Bumi, Puncak Everest, mencapai 8.849 meter di atas permukaan laut. Dari Indonesia, Puncak Jaya Wijaya, yang punya es abadi yang diprediksi sebentar lagi raib, jadi yang tertinggi dengan 4.884 mdpl.

Ada pula Gunung Kerinci, Jambi, 3.805 mdpl; dan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, dengan ketinggian mencapai 3.762 meter.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana bisa puncak kecil hingga tertinggi di dunia bisa muncul di Bumi?

Menurut Museum Paleontologi University of California, pegunungan terbentuk melalui berbagai cara. Ketika lempeng Bumi, yang merupakan lempengan batu raksasa bertabrakan, ujung-ujungnya dapat melengkung dan terlipat, sehingga memaksa batu tersebut membentuk barisan pegunungan.

Pegunungan Himalaya, yang merupakan rumah bagi Gunung Everest, terbentuk dengan cara ini.

Selain itu, ketika lempeng tektonik bertemu, salah satu lempeng akan menukik ke bawah lempeng lainnya (fenomena yang dikenal sebagai subduksi). Batuan yang runtuh di tepinya dapat menimbulkan pegunungan seperti Pegunungan Andes.

Pegunungan juga bisa terbentuk ketika lempeng tektonik terbelah. Museum menybut balok-balok batu di setiap sisi retakan yang dihasilkan dapat membentuk barisan pegunungan seperti Sierra Nevada di Amerika Serikat.

Jurusan Geologi di James Madison University menambahkan gunung juga bisa tercipta imbas proses vulkanisme. Zona subduksi sering kali menjadi lokasi gunung berapi, yang mengarah ke busur pulau seperti kepulauan Jepang.

Tak ketinggalan, pilar raksasa batuan panas yang dikenal sebagai mantle plumes dapat muncul dari dekat inti bumi untuk membakar material di atasnya bak obor, sehingga membentuk pulau vulkanik seperti Galapagos.

Cara beda

Uniknya, erosi juga dapat membantu mendorong pertumbuhan gunung.

Misalnya, kata Lijun Liu, ahli geosains di Universitas Illinois Urbana-Champaign, kepada LiveScience, “gletser atau sungai yang mengalir dari lereng gunung mengikis material bersamanya.” 

Hal ini mengangkat beban dari kerak bumi kemudian mendorong mantel lunak di bawahnya memantul ke atas dan menyebabkan puncak gunung naik. Mekanisme ini pun dipaparkan Liu dalam studi pada 2014.

Jonny Wu, ahli geodinamika di Universitas Arizona di Tucson, mengungkap aktivitas jauh di dalam Bumi mungkin berperan dalam pembentukan gunung. 

Contohnya, temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa bongkahan batuan padat dapat terkelupas dari dasar lempeng tektonik dan jatuh ke dalam mantel di bawahnya, yang dapat menyebabkan permukaan di bawahnya terangkat ke atas.

Liu mengungkap proses pemisahan menjadi lapisan-lapisan penyusun (delamination) semacam itu dapat membantu menjelaskan bagaimana gunung-gunung tinggi atau dataran tinggi dapat terbentuk di bagian dalam benua, seperti Pegunungan Rocky dan Dataran Tinggi Colorado.

Hal ini mungkin juga membantu menjelaskan ketinggian di Dataran Tinggi Tibet, ucap Sean Gallen, ahli geomorfologi di Colorado State University di Fort Collins.

Selain itu, batuan di dalam mantel bergolak dalam skala waktu jutaan tahun sebuah fenomena yang dikenal sebagai topografi dinamis. Wu menyebut ‘pengadukan’ semacam ini dapat membuat permukaan Bumi melengkung ke atas.

Namun, Gregory Ruetenik, peneliti di Institut Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Ceko, dalam komentarnya pada 2023 di jurnal Nature Geoscience, mengatakan masih diperdebatkan seberapa besar topografi dinamis yang sebenarnya dapat mengubah permukaan Bumi.

Selain itu, saat lempeng tektonik subduksi turun, lempeng tersebut mungkin berinteraksi dengan lapisan mantel atau aliran yang berputar.

Wu mengatakan interaksi lempeng dan mantel ini dapat memicu reaksi berantai yang dirasakan di permukaan, menyebabkan gunung naik atau turun.

“Contoh di mana jenis proses ini digunakan untuk menjelaskan sejarah pembentukan gunung mencakup sebagian Andes dan zona subduksi tertentu di Mediterania,” kata Gallen.

Secara keseluruhan, Wu menyebut “Proses terciptanya gunung sangat membentuk Bumi tempat kita hidup.”

Pegunungan mempengaruhi iklim dan cuaca, erosi serta pelapukan sedimen dari pegunungan mempunyai dampak kimia yang signifikan terhadap permukaan planet, lautan, dan atmosfer.

Meskipun gunung penting bagi kehidupan di Bumi, Gallen menyatakan “Kita masih belum sepenuhnya memahami bagaimana gunung terbentuk dan berubah seiring waktu.”

[Gambas:Video CNN]

(rfi/arh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *