Jakarta, CNN Indonesia —
Karawang, Jawa Barat menggeser Depok sebagai kota dengan polusi udara terburuk se-nasional, Jumat pagi (1/9).
Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir per Jumat (1/9) pukul 08.00 WIB, Karawang menempati posisi pertama sebagai wikayah paling berpolusi di Indonesia, dengan nilai indeks kualitas udara (AQI) 178 dengan status Sangat Tidak Sehat (Very Unhealthy).
Kandungan PM2.5 di Karawang stabil di status Sangat Tidak Sehat sejak dini hari, sekira pukul 05.00 WIB. Berikut kronologinya:
Pukul 05.00 WIB: AQI 175, PM2.5: 102µg/m³
Pukul 06.00 WIB: AQI 117 PM2.5: 106µg/m³
Pukul 07.00 WIB: AQI 178 PM2.5: 108.2 µg/m³
Pukul 08.00 WIB: AQI 177 PM2.5: 107.8 µg/m³
Nilai pengukuran didasari oleh kadar PM2.5, partikel padar yang beredar di udara dengan ukuran lebih kecil dari rambut dibelah tujuh; 2,5 mikrometer. Sumbernya bisa dari asap kendaraan bermotor, industri, PLTU, dan pembakaran bahan bakar fosil lainnya.
Status udara sangat tidak sehat di Karawang tak hanya terjadi hari ini saja. Terpantau udara sudah tak sehat sejak Selasa (29/8) dengan AQI 155. Berarti setiap harinya terjadi peningkatan hingga masuk dalam urutan pertama.
Posisi kedua diduduki Serang, Provinsi Banten dengan AQI 172, dengan konsentrasi PM2.5: 97 µg/m³ atau 18 kali lipat dari batas yang dianjurkan WHO.
Sementara berdasarkan data pada pukul 08.49, DKI Jakarta menempati posisi ketiga dengan AQI 171 dan konsentrasi PM2.5: 93.5 µg/m³.
Jabar paling kena dampak mematikan polusi udara
Studi dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menunjukkan sejumlah provinsi terkena dampak mematikan dari polusi udara. Berikut rinciannya.
Studi yang dilakukan CREA pada 2020 menunjukkan pencemaran udara lintas batas menimbulkan biaya kesehatan dan ekonomi yang besar pada warga Jakarta. Pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara (PLTU Batubara) dalam radius 100 km dari Jakarta bertanggung jawab atas sekitar 2.500 kematian dini di wilayah Jabodetabek.
“Pencemaran lintas batas ini juga bertanggung jawab atas dampak negatif kesehatan lainnya, termasuk kasus asma baru, kunjungan darurat asma, kelahiran dini, peningkatan prevalensi kecacatan terkait stroke, penyakit pernapasan dan diabetes, serta peningkatan jumlah cuti sakit,” kata CREA dalam studinya.
Selain itu, menurut CREA polusi udara tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada kesehatan, tapi juga di sektor ekonomi. Pasalnya, dalam studi mereka, polusi menyebabkan kerugian sebesar Rp5,1 triliun per tahun.
Studi terbaru CREA bersama Institute for Essential Services Reform (IESR) juga menghitung besarnya kematian tahunan yang terkait dengan polusi udara dari pembangkit listrik tenaga batu bara.
Pemodelan dampak kualitas udara dan kesehatan yang dilakukan dalam studi ini mengindikasikan emisi polutan udara dari PLTU batu bara di Indonesia pada tahun 2022 bertanggung jawab atas 10.500 kematian akibat polusi udara dan menelan biaya kesehatan sebesar Rp109,9 triliun.
Hasil studi itu juga menunjukkan Jawa Barat menjadi provinsi yang paling terkena dampak secara nasional dengan lebih dari 4.000 kematian per tahun akibat polusi. Kemudian disusul Banten dengan sekitar 2.000 kematian per tahun.
Di peringkat ketiga ada provinsi Jawa Tengah dengan sekitar 1.700 kematian per tahun akibat polusi. Disusul DKI Jakarta di peringkat keempat dengan sekitar 1.600 kematian per tahun.
[Gambas:Video CNN]
(can/dmi)
[Gambas:Video CNN]