Jakarta, CNN Indonesia —
Israel tengah menjalin komunikasi dengan SpaceX untuk membawa layanan internet mereka, Starlink, untuk komunikasi di zona konflik.
Layanan Starlink, yang merupakan konstelasi atau kelompok satelit di orbit rendah, sejauh ini belum tersedia di Israel.
Pada saat yang sama, Israel juga sedang mempertimbangkan untuk menghentikan komunikasi seluler dan internet di Gaza untuk meningkatkan komunikasinya selama masa perang.
“Kegiatan mengoordinasikan perusahaan Israel dengan Starlink sedang berlangsung, memungkinkan pengoperasian terminal komunikasi oleh perusahaan SpaceX, yang akan memungkinkan koneksi internet broadband yang luas di Israel,” kata Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi di X (yang sebelumnya bernama Twitter) pada Selasa (17/10).
“Selain itu, di bawah bimbingan menteri, kementerian mempromosikan pembelian perangkat satelit ini untuk kepentingan dewan regional dan pemimpin masyarakat di pemukiman zona konflik,” imbuhnya.
Pernyataan Karhi ini muncul setelah konflik Israel dan Hamas berlangsung selama lebih dari sepekan. Hamas diketahui memulai serangan ke Israel pada 7 Oktober.
Serangan tersebut diikuti oleh serangan udara balasan dari Israel yang kemudian menewaskan lebih dari 2.800 warga Palestina, yang juga sebagian besar adalah warga sipil.
Mengutip TechCrunch, internet berbasis satelit itu dianggap bisa memberikan keunggulan penting. Hal tersebut terlihat dari konflik Rusia dan Ukraina pada 2022, ketika pasukan Ukraina mengandalkan Starlink untuk mempertahankan komunikasi.
Namun, Elon Musk, CEO SpaceX, mengaku ogah mengaktifkan Starlink ketika Ukraina memintanya sebelum serangan yang direncanakan terhadap angkatan laut Rusia.
Dia mengaku tidak pernah mengizinkan penggunaan fasilitas itu. Jika dia menyetujui permintaan tersebut, SpaceX secara eksplisit akan terlibat dalam tindakan perang dan eskalasi konflik yang besar.
[Gambas:Twitter]
“Ada permintaan darurat dari otoritas pemerintah untuk mengaktifkan Starlink hingga ke Sevastopol. Tujuannya jelas untuk menenggelamkan sebagian besar armada Rusia yang sedang berlabuh,” kicaunya di Twitter, September lalu.
“Jika saya menyetujui permintaan mereka, maka SpaceX secara eksplisit akan terlibat dalam tindakan perang dan eskalasi konflik yang besar,” imbuh dia.
Namun demikian, sampai saat ini belum ada informasi lengkap kapan Starlink akan hadir di Israel dan seberapa besar cakupannya serta persetujuan Musk terhadap layanan ini.
(lom/dmi)