Israel Bombardir Gaza Pakai AI Canggih, Begini Cara Kerjanya

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel melakukan aksi bombardir tanpa henti ke Jalur Gaza. Hingga kini, sudah lebih dari 15.000 warga Palestina di Gaza yang tewas akibat serangan Israel.

Ternyata, Israel memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menargetkan sasarannya. Sistem AI tersebut dinamai ‘The Gospel’, dikutip dari The Guardian, Senin (4/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pasukan Israel (IDF) memang terkenal kerap memanfaatkan teknologi canggih dalam serangannya. Teknologi AI pertama kali dimanfaatkan IDF selama perang 11 hari di Gaza pada Mei 2021 lalu.

Terbaru, perang melawan Hamas menjadi kesempatan bagi Israel untuk memakai AI dengan skala lebih besar. The Gospel merupakan sistem AI yang bertugas menyasar target.

Saking besarnya produksi target yang dipatok, otoritas setempat membandingkan Gospel dengan ‘pabrik’. The Guardian mengungkap cara kerja The Gospel melalui wawancara dengan sumber anonim, IDF, dan otoritas yang sudah pensiun.

“Perang Israel-Hamas akan menjadi momen penting bagi IDF untuk menggunakan sistem AI yang signifikan dalam menentukan target. Konsekuensinya jelas, antara hidup dan mati,” kata otoritas Gedung Putih yang sudah pensiun dan familiar dengan sistem militer otomatis AS.

Pada awal November, IDF mengatakan lebih dari 12.000 target diidentifikasi oleh divisi khusus penargetan. Divisi tersebut menggunakan sistem AI canggih.

“Kami bekerja tanpa kompromi dalam mendefinisikan siapa lawan kami. Operasi Hamas tak terkecuali, apa pun yang mereka sembunyikan,” kata perwakilan IDF.

Divisi penargetan IDF sudah dibentuk sejak 2019. Namun, cara kerja dan aktivitasnya dirahasiakan.

Dalam pernyataan singkat di situs IDF tentang The Gospel atau dalam bahasa Ibrani disebut ‘Habsora’, peran sistem itu selama perang melawan Hamas adalah “memproduksi target secepat mungkin”.

Menurut beberapa sumber, The Gospel secara otomatis merekomendasikan target untuk diserang, termasuk rumah dan individu yang dicurigai terlibat dengan operasi Hamas.

Dalam beberapa tahun terakhir, divisi penargetan IDF yang dibantu The Gospel telah mengidentifikasi 30.000-40.000 target. Sistem tersebut berperan penting untuk membuat daftar orang yang akan dibunuh.

Menurut otoritas, sekali sistem The Gospel aktif, bisa menentukan 100 target per hari.

Tak jelas format data seperti apa yang dikumpulkan untuk melatih The Gospel. Namun, para ahli mengatakan datanya bisa diambil dari berbagai informasi.

Antara lain footage drone, komunikasi yang disadap, data pengintai, dan informasi yang didapat dari pergerakan dan pola kebiasaan tiap orang.

Salah satu orang yang sebelumnya bekerja di divisi penargetan IDF mengatakan mereka sebelumnya tak menargetkan rumah. Namun, kini IDF mulai menargetkan tempat tinggal anggota yang dicurigai Hamas.

“Ada banyak sekali rumah. Anggota Hamas yang tak signifikan tinggal di rumah dekat Gaza. IDF menandai rumah itu dan mengebomnya sehingga semua orang di dalamnya ikut terbunuh,” kata dia.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jawaban Kenapa Palestina Tak Ada di Google Maps Cuma Israel

(fab/fab)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *