Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengaku prihatin dengan kecepatan internet di Indonesia saat ini.
Menurut data yang ia pegang, Indonesia menduduki posisi ke-9 dari 10 negara ASEAN dan nomor 121 dari 182 secara global.
Pantauan CNBC Indonesia di situs Speedtest Ookla per Agustus 2023, kecepatan internet mobile di Indonesia berada di peringkat ke-95 dari 145 negara. Rata-rata kecepatannya ‘hanya’ 24,11 Mbps.
“Ini sangat memprihatinkan. Padahal kita berjuang untuk menjadi negara maju, ” kata Budi Arie kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (29/9/2023).
Konsolidasi Operator Seluler Jadi Solusi
Salah satu solusi yang ditawarkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) adalah mendorong konsolidasi operator seluler (opsel) di Indonesia.
Saat ini ada empat opsel yang beroperasi di Indonesia. Masing-masing adalah Telkomsel sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sebagai perusahaan hasil merger Indosat dan Tri, PT XL Axiata Tbk. (EXCL), serta PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
Jumlah ini dikatakan masih terlalu banyak. Budi Arie mendorong agar konsolidasi melalui skema akuisisi atau merger terjadi, sehingga hanya ada tiga operator seluler yang beroperasi di Indonesia.
“Konsolidasi harus tercipta untuk menjadi 3 operator sehingga terjadi peningkatan kualitas pelanggan, jaringan yang lebih kuat serta efisiensi biaya,” Budi Arie menjelaskan.
Lantas, apa hubungannya jumlah opsel yang minim terhadap kecepatan internet? Dosen ITB Ian Yosef mengatakan konsolidasi opsel akan membentuk persaingan usaha yang lebih sehat.
Selain itu, ia mengatakan merger operator seluler diharapkan mampu mewujudkan kewajiban operator untuk membangun infrastruktur jaringan yang merata di seluruh Indonesia.
“Untuk kualitas internet akan makin merata atau makin baik, karena akan terjadi pemerataan pita frekuensi khususnya seluler,” ia menuturkan.
Pita frekuensi yang saat ini dibagi untuk kebutuhan banyak operator, nantinya bisa lebih efisien ketika konsolidasi terjadi. Hal ini, kata Ian, bisa mempercepat penyebaran jaringan internet 5G di Indonesia.
“Merger ini lebih cenderung mendorong percepatan Fixed Mobile Convergence (FMC) dan 5G. Sehingga kualitas tambah bagus,” kata dia.
“Fixed Mobile Convergence akan membuat biaya yang lebih terjangkau dan kualitas internet lebih baik,” ia memungkasi.
Budi Arie mendorong agar Smartfren melakukan merger dengan operator lainnya. Selain opsi merger dengan XL, bisa juga Smartfren merger dengan operator lainnya baik Indosat maupun Telkomsel.
“Yang terpenting konsolidasi menjadi 3 operator terwujud,” jelas Budi Arie.
Menkominfo berjanji pemerintah akan memfasilitasi proses merger Smartfren dengan operator lainnya agar tercipta industri telco yang lebih baik dan sehat.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Menkominfo Budi Arie Buka-Bukaan PR Besar Ekonomi Digital RI
(fab/fab)