Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa kecepatan internet yang mumpuni menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Untuk itu, pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas, termasuk 5G.
“Kalau kita tidak bisa meningkatkan kecepatan internet, jangan harap kita akan melalui transformasi digital ini secara baik,” ujarnya seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (24/11).
Menurutnya, kecepatan internet yang tinggi dapat memicu perkembangan sektor-sektor seperti e-commerce dan memastikan pertumbuhan merata di seluruh negeri.
Saat ini, Budi Arie memaparkan, penetrasi internet di Indonesia sebesar 78 persen, artinya telah menjangkau lebih dari 200 juta orang. Namun kecepatan internet di Indonesia masih sekitar 23,3 megabyte per detik.
Maka dari itu, hadirnya konektivitas 5G di Indonesia diharapkan dapat mendorong penetrasi internet di Tanah Air. Terlebih, Indonesia memiliki keunggulan tambahan dalam bentuk frekuensi 700 Mhz yang memiliki potensi untuk digunakan dalam jaringan 5G.
“Saya juga mendorong asosiasi telekomunikasi seluler di Indonesia sama-sama menggodok insentif untuk 5G di Indonesia,” kata dia.
Budi Arie menekankan bahwa pihaknya akan terus mendorong operator seluler memanfaatkan frekuensi tersebut agar konektivitas jaringan 5G semakin meluas. Pemerintah tengah menyiapkan insentif penggelaran konektivitas 5G di Indonesia.
Di samping itu, ia juga menyoroti mengenai pentingnya infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah pelosok.
“Kita tidak mau pembangunan dan kemajuan Indonesia ini meninggalkan saudara-saudara kita yang lain, terutama di saudara kita di Indonesia Timur yang masih jauh sekali pemanfaatan akses internet,” kata dia.
Menanggapi hal ini, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, juga kini tengah memperjuangkan internet agar tak hanya dipakai untuk hiburan terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Salah satu upaya terkini yang telah dilakukan adalah dengan meluncurkan Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) dengan kecepatan internet sebesar 150 Gbps pada Juni 2023 untuk memenuhi kebutuhan akses internet sekitar 50.000 titik pada 4 sektor layanan publik di daerah 3T di Indonesia.
SATRIA-1 akan siap terhubung dengan 11 stasiun pengendali bumi yang tersebar di Indonesia pada Desember 2023 mendatang dan selanjutnya memenuhi konektivitas internet di Indonesia pada awal 2024.
(rir)