Hacker Rusia Mau Musnahkan Bukti Kejahatan Perang Putin

Jakarta, CNBC Indonesia – Mata-mata Rusia menggunakan hacker untuk menargetkan sistem komputer di lembaga penegak hukum Ukraina.

Ini manjadi upaya mengidentifikasi dan mendapatkan bukti terkait dugaan kejahatan perang Rusia.

Para hacker yang bekerja di badan intelijen luar negeri, dalam negeri, dan militer Rusia, telah meningkatkan kampanye intrusi digital yang menargetkan kantor Kejaksaan Agung Ukraina dan departemen yang mendokumentasikan kejahatan perang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ada perubahan arah, dari fokus pada fasilitas energi menuju institusi penegakan hukum yang sebelumnya tidak sering menjadi sasaran,” kata Yurii Shchyhol, kepala Layanan Negara untuk Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Ukraina (SSSCIP), yang menangani pertahanan siber di negara yang dilanda perang, dikutip dari Reuters, Selasa (26/9/2023).

Pergeseran target hacker ke arah pengadilan, jaksa dan unit penegakan hukum, menunjukkan bahwa peretas mengumpulkan bukti tentang kejahatan perang Rusia di Ukraina dengan tujuan untuk menindaklanjuti penyelidikan Ukraina, tambahnya.

Kegiatan spionase ini akan ditandai dalam laporan SSSCIP yang rencananya diterbitkan Senin (25/9) waktu setempat.

Laporan tersebut, yang salinannya telah ditinjau oleh Reuters, mengatakan bahwa para hacker juga berusaha mengumpulkan informasi intelijen tentang warga negara Rusia yang ditangkap di Ukraina, dengan tujuan untuk membantu orang-orang ini menghindari penuntutan dan memindahkan mereka kembali ke Rusia.

“Kelompok yang kami identifikasi terlibat dalam kegiatan ini adalah bagian dari badan intelijen GRU dan FSB Rusia,” kata Shchyhol.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Rusia dan Dinas Keamanan Federal (FSB) tidak segera menanggapi permintaan komentar tertulis dari Reuters. Badan intelijen militer GRU Rusia tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Shchyhol sendiri menolak untuk mengidentifikasi secara pasti unit mana yang menjadi sasaran kampanye peretasan, dengan alasan masalah keamanan.

Jumlah insiden keamanan siber yang didokumentasikan oleh SSSCIP tumbuh sebesar 123 persen dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2022, tambahnya.

Hacker asal Rusia saat ini memprioritaskan menargetkan badan-badan pemerintah dan mencoba mendapatkan akses ke server email mereka.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ukraina Minta Jet Tempur F-16, Jumlahnya Bikin Kaget

(dem/dem)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *