Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Tesla Elon Musk dilaporkan sedang mendiskusikan pembukaan fasilitas manufaktur baru di Arab Saudi. Ini diketahui dari sebuah laporan yang mengutip banyak sumber dekat dengan masalah tersebut.
Laporan mengenai potensi kolaborasi ini muncul hanya beberapa jam setelah Musk dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan bertemu di New York untuk membahas pembangunan pabrik Tesla di Turki.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa sumbernya mengatakan Arab Saudi telah mengajukan banding kepada Tesla, demikian dikutip dari Gizmodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah Arab menawarkan hak untuk membeli logam dan mineral dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan perusahaan untuk kendaraan listriknya dari negara-negara termasuk Republik Demokratik Kongo. Untuk diketahui Republik Kongo menyediakan sekitar 70% kobalt di dunia.
Musk mengklaim bahwa laporan pembicaraan dengan Arab Saudi “sama sekali salah” dalam sebuah postingan Twitter pada Senin (18/9), khususnya ditujukan pada artikel Wall Street Journal.
Namun kesepakatan tersebut dapat membantu Musk mencapai rencana ekspansinya untuk membuka sekitar selusin pabrik Tesla di seluruh dunia.
Jika kesepakatan tersebut membuahkan hasil, pabrik tambahan tersebut dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan Tesla untuk mencapai target penjualan 20 juta kendaraan per tahun pada tahun 2030. Perusahaan tersebut hanya menjual 1,3 juta kendaraan pada tahun lalu.
Awal tahun ini, Musk diadili dalam gugatan class action yang diajukan oleh investor Tesla yang mengklaim bahwa mereka kehilangan US$12 miliar selama 10 hari sebagai akibat dari tweet tahun 2018, di mana Musk menulis bahwa dia mempertimbangkan untuk mengambil Tesla secara pribadi dengan harga US$420 dan mengklaim dia telah mendapatkan pendanaan.
Musk mengklaim pada bulan Januari bahwa dia yakin Dana Investasi Publik Arab Saudi memberikan dukungan finansial ketika dia memposting tweet tersebut.
Kabar soal pabrik baru Tesla di Arab Saudi muncul saat warga RI masih menantikan kejelasan soal investasi Musk di tanah air.
Terakhir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah berdiskusi kurang lebih dua setengah jam dengan Musk untuk membahas perkembangan ekonomi Indonesia, serta kondisi terkini Tesla.
Dalam pertemuan itu, diketahui bahwa Tesla memutuskan menunda investasinya di negara manapun. Pasalnya, Tesla saat ini tengah mengalami kelebihan produksi.
“Nah, menyangkut masalah Tesla, Tesla itu sekarang mengalami kelebihan produksi dari 3 juta produksi mereka yang terserap hanya 1,8 juta saja dan mereka sudah memutuskan, Elon menyampaikan dia tidak mau seperti GM yang over supply,” ungkap Luhut dikutip dari Video akun instagramnya, Selasa (15/8/2023).
Selain faktor kelebihan produksi, kondisi ekonomi global yang kurang baik saat ini juga menjadi salah satu penyebab Tesla memilih untuk menunda investasinya.
Dengan demikian, investasi Tesla di Meksiko pun saat ini juga tengah ditahan dan tidak berproduksi sampai perusahaan dapat memahami kondisi pasar.
“Dan itu dia tidak mau risiko, sehingga dia dengan board nya memutuskan tidak investasi kemana-mana dulu. Saya ulangi, tidak investasi kemana-mana dulu. Seperti yang saya sampaikan tadi di Meksiko pun dia menunda proses produksi di sana,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Elon Musk Tukang Bohong, Dibongkar Habis Mantan Pegawai
(dem)