Jakarta, CNBC Indonesia – WeWork resmi bangkrut. Perusahaan co-working space ini padahal sempat dihargai investor US$ 47 miliar (Rp 731,6 triliun).
Reuters menyatakan manajemen WeWork mengajukan pailit pada Senin waktu setempat. Perusahaan melaporkan aset dan kewajiban, masing-masing, berkisar antara US$ 10 miliar dan US$ 50 miliar.
“WeWork bisa menggunakan status pailit untuk menghapus beban ikatan sewa,” kata pengacara dari firma hukum Cadwalader, Wickersham & Taft LLP yang dikutip Reuters.
WeWork kesulitan untuk mencetak laba karena perusahaan terbebani oleh biaya sewa gedung yang tinggi. Di sisi lain, banyak pelanggan WeWork, yaitu perusahaan penyewa ruang kerja bersama, membatalkan kontrak karena pekerjanya kerja dari rumah.
Pendapatan dari sewa berkontribusi terhadap 74 persen pendapatan WeWork pada kuartal kedua 2023.
WeWork telah berusaha keras untuk negosiasi ulang sewa dengan pemilik gedung. Paling tidak, ada 590 kontrak sewa yang berhasil diubah sehingga perusahaan bisa berhemat US$ 12,7 miliar. Namun, penghematan ini tidak bisa menutupi pendapatan WeWork yang anjlok.
Pendapatan WeWork merosot tajam karena kebanyakan pelanggannya adalah startup dan UMKM. Tidak seperti korporasi dan konglomerasi, biaya operasional mereka lebih rentan terdampak oleh inflasi dan perlambatan ekonomi
Kondisi makin parah karena para pemilik gedung malah beralih jadi saingan baru WeWork. Pasar properti yang sepi membuat pemilik gedung juga menawarkan sewa jangka pendek seperti WeWork.
Saat dipimpin oleh Adam Newumann, WeWork berhasil tumbuh menjadi startup dengan valuasi paling tinggi di AS. Investasi dari investor kakap seperti SoftBank dan bank raksasa JPMorgan Chase membuat valuasinya mencapai US$ 47 miliar.
SoftBank, investor yang juga mengantongi saham raksasa teknologi seperti Uber serta perusahaan teknologi besar Asia Tenggara seperti GoTo dan Grab, adalah pemilik 60 persen saham WeWork.
Bahkan, SoftBank masih berani mengucurkan dana untuk mendorong WeWork menjadi perusahaan terbuka ketika gaya manajemen dan pelaporan keuangan Neumann terungkap ke publik.
Kondisi finansial yang amburadul memaksa WeWork membatalkan proses IPO pada 2019. SoftBank kemudian membawa WeWork menjadi perusahaan terbuka lewat merger dengan SPAC di valuasi US$ 8 miliar.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Cerita Miris Konglomerat Jepang Kecanduan ChatGPT
(dem/dem)