Jakarta, CNBC Indonesia – Diler mobil pelan-pelan mulai ditinggal para konsumen. Mereka beralih ke sistem online.
Perkembangan platform online di produk otomotif membuat e-commerce melihat ini sebagai peluang.
E-commerce seperti Lazada bahkan membuat kanal khusus otomotif yakni Laz Otomotif karena penjualan di sektor ini sudah terlihat adanya kenaikan.
Namun, Lazada mengklaim bahwa penjualan produk otomotif secara online tidak membuat bengkel offline benar-benar ditinggalkan.
“Bengkel tradisional nggak terpinggirkan, justru bengkel tradisional ada banyak di kita, jadi mereka ikut menjual. Namun karena banyak suku cadang butuh pemasangan, teman-teman ini menjembatani dalam pemasangan. Dan produk otomotif di kami juga naik tiga kali lipat dalam beberapa tahun ini,” kata VP Automotive Category Lazada Indonesia Canggih Satriatama kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (29/11/23).
Adanya platform digital tidak bisa dipandang sebagai pesaing bagi diler yang sudah ada lebih dulu. Sebaliknya, jangkauan diler bisa semakin meluas karena produk yang dijual bisa lebih tersampaikan ke orang banyak.
Alhasil, kondisi ini belum membuat adanya arah menuju ‘kiamat diler’ karena keduanya, baik penjualan online maupun diler berjalan beriringan.
“Justru kami kerja sama dengan teman-teman diler karena setelah membeli kendaraan, perjalanan menikmati kendaraan cukup masif gimana menyediakan suatu fasilitas dalam membeli kendaraan,” jelas Canggih
“Jadi jangan dipandang sebagai kompetitor, justru kami ada untuk menjangkau lebih jauh, jadi teman-teman diler kami bisa bantu untuk menjangkau lebih banyak audiens,” imbuhnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Head of Retail Marketing and Business Development PT Astra Otoparts Lie Se Chiang. Ia mengatakan peran dealer maupun bengkel tetap hidup meski penjualan online terus berkembang.
Penyebabnya karena sejumlah sparepart tetap membutuhkan penanganan dari teknisi langsung di dealer maupun bengkel resmi.
“Kita mau lagi coba juga omnichannel, semua cara akan kita pakai. Tapi kalau jualan online doang tanpa ada store ya dikirim tapi belum tentu bisa pasang. Jadi kita punya toko offline cukup banyak, kita manfaatkan itu,” Lie Se Chiang.
Konsumen sebenarnya sudah bisa melakukan pembelian secara online melalui platform digital, misalnya untuk beberapa sparepart seperti oli, aki, hingga ban.
Namun, masih banyak konsumen yang memilih datang langsung ke tempat agar permasalahan di kendaraannya bisa langsung tertangani. Alhasil penjualan offline masih mengungguli online.
“Perbandingan masih banyak di tempat, kisaran 80-20% pasti dominan yang offline, rata-rata bengkel authorized masih mendorong untuk konsumen datang semua, dan masih banyak orang awam. Tapi adanya penjualan online mengimbangi peran in store dan online mobility service.” ungkapnya.
[Gambas:Video CNBC]
(fab/fab)