Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan peta indeks sinar UV matahari di Indonesia, Jumat (15/9). Berdasarkan pemetaan BMKG, pada Pukul 11.00 WIB hampir seluruh wilayah Indonesia bakal terpapar sinar UV ekstrem.
Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm.
Radiasi matahari yang menjangkau permukaan bumi berada pada sekitar panjang gelombang 100 nm sampai dengan 1 mm.
Merujuk penjelasan Badan Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisation/WMO) sinar matahari yang kurang akan memengaruhi mood kita dan juga meningkatkan ancaman kekurangan vitamin D. Namun jika menerima paparan sinar matahari yang berlebihan akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Sinar ultraviolet yang berada pada pita gelombang 100 – 400 nm tersebut dibagi lagi menjadi UV A, UV B dan UV C dengan rincian yaitu:
UV A = 315 – 400 nm
UV B = 280 – 325 nm
UV C = 100 – 280 nm
Pada saat memasuki atmosfer, hampir seluruh UV C akan tertahan pada lapizan ozon dan 90 persen UV B akan diserap oleh ozon, uap air dan gas lain yang ada di atmosfer.
Adapun UV A sebagain besar akan dapat mencapai permukaan bumi. Dengan demikian, dari total sinar ultraviolet yang dikandung radiasi matahari saat sampai permukaan bumi adalah UV A (90-99 persen) dengan sedikit UV B (<10 persen).
BMKG menjelaskan secara umum banyaknya sinar Ultraviolet (UV) yang mencapai bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.Sudut datang sinar matahari, semakin tegak akan semakin banyak mengandung sinar ultraviolet.
2.Posisi lintang tempat, semakin ke kutub sinar ultraviolet akan semakin kecil.
3.Tutupan awan, semakin banyak awan sinar ultraviolet yang sampai akan semakin kecil.
4.Ketinggian, semakin tinggi suatu tempat maka sinar ultraviolet yang diterima akan semakin besar.
5.Lapisan ozon, semakin banyak ozon di lapisan atas maka semakin baik menyaring sinar ultraviolet.
6.Pemantulan pada permukaan bumi. Semakin dapat memantulkan cahaya, maka semakin sedikit sinar ultraviolet yang ada di permukaan bumi.
Kemudian, indeks UV adalah angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia. Dengan mengetahui UV index kita bisa memantau tingkat sinar ultraviolet yang bermanfaat dan yang dapat memberikan bahaya.
Setiap skala ada UV Indeks setara dengan 0.025 Wm2 radiasi sinar ultraviolet. Skala tersebut diperoleh berdasarkan fluks spektral radiasi UV dengan fungsi yang sesuai dengan efek fotobiologis pada kulit manusia, terintegrasi antara 250 dan 400 nm. BMKG membagi klasifikasi indeks sinar UV matahari sebagai berikut:
1.Hijau: UV indeks 0-2 (Low)
2.Kuning: UV indeks 3-5 (Moderate)
3.Orange: UV indeks 6-7 (High)
4.Merah: UV indeks 8-10 (Very High)
5.Ungu: UV indeks >11 (Extreme)
Berikut merupakan Peta Data Indeks Sinar Ultraviolet Matahari di Indonesia yang terpapar sinar UV ekstrim dengan indeks di atas 11 hari ini, Jumat (15/9):
a. Pukul 09.00 WIB: sebagian besar Maluku, mayoritas Maluku Utara, Laut Arafura, dan sebagian kecil Papua.
b. Pukul 10.00 WIB: sebagian besar Laut Banda, hampir seluruh Kalimantan Timur, mayoritas NTT, Maluku, dan Sulawesi Selatan, sebagian kecil Sulawesi Utara, sebagian besar NTB, dan sepertiga Bali.
c. Pukul 11.00 WIB: seluruh wilayah NTT, NTB, Laut Banda, sebagian besar Jawa Tengah, mayoritas Jawa Timur, hampir seluruh wilayah Jawa Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, mayoritas Kalimantan Tengah dan Timur, hampir seluruh wilayah Kalimantan Utara, dan sebagian kecil dari Riau dan Jambi.
d. Pukul 12.00 WIB: seluruh wilayah Laut Jawa, seluruh wilayah Kep. Bangka Belitung, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, mayoritas Jawa Barat, sebagian kecil Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, separuh NTT, dan sebagian kecil NTB.
e. Pukul 13.00 WIB: sebagian kecil Kep. Bangka Belitung, Riau, Sumatera Selatan.
f. Mulai dari 14.00 WIB sudah tidak ada yang terpapar sinar UV ekstrem.
[Gambas:Video CNN]
(rfi/dmi)
[Gambas:Video CNN]