Jakarta, CNN Indonesia —
Lusinan merek berhentiĀ beriklan di platform media sosialĀ X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), imbas isu teori konspirasi antisemit, termasuk anti-Yahudi yang dituduhkan ke pemiliknya, Elon Musk.
Beberapa merek yang sudah cabut dari Twitter di antaranya yakni Fox Sports, Ubisoft, Axios, TechCrunch, dan 11:11 Media Paris Hilton. Semuanya mengatakan bahwa mereka telah menghentikan pemasangan iklan mereka di X, bergabung dengan pengiklan besar lainnya yang mengambil keputusan serupa.
Keluarnya pengiklan yang sedang berlangsung menandai krisis yang semakin mendalam bagi X, yang telah berjuang untuk menarik merek kembali ke platform tersebut setelah pengambilalihan Musk tahun lalu.
Hal ini terjadi seiring semakin banyaknya pengguna X yang beralih ke platform alternatif. Gedung Putih bergabung dengan Threads minggu ini, memicu persaingan antara Meta dan X kian memanas.
Aksi menarik iklan dari X terbaru dimulai minggu lalu ketika IBM mengatakan mereka telah menangguhkan iklan setelah laporan dari pengawas media progresif Media Matters menemukan bahwa iklannya berjalan bersamaan dengan konten pro-Nazi di platform tersebut.
Keputusan IBM juga diambil setelah Musk secara terbuka mendukung teori konspirasi antisemit dalam sebuah postingan di X awal pekan lalu.
Pada hari Jumat, banyak nama media besar termasuk Disney, Paramount, Comcast, Lionsgate, NBCUniversal dan perusahaan induk CNN, Warner Bros. Discovery, mengikuti langkah tersebut, meskipun mereka tidak merinci alasan mereka menghentikan iklan di X.
Apple juga dilaporkan menarik pemasangan iklannya di X pada minggu lalu, menurut laporan CNN.
X telah meminta mitra periklanannya untuk membantu melindungi apa yang disebutnya “kebebasan berbicara.” Perusahaan tersebut sudah mengajukan gugatan yang menuduh Media Matters salah mengartikan seberapa besar kemungkinan iklan ditayangkan bersamaan dengan konten ekstremis di situs tersebut.
Perusahaan juga mengatakan bahwa mereka telah membuat akun pro-Nazi yang diidentifikasi oleh Media Matters tidak memenuhi syarat untuk monetisasi, yang berarti iklan tidak lagi dapat dijalankan di halaman mereka.
CEO Linda Yaccarino terus menggembar-gemborkan kontrol keamanan merek yang menurut perusahaan dapat membantu mencegah iklan ditayangkan di samping konten yang tidak pantas.
Namun perusahaan tersebut tidak berbuat banyak untuk meyakinkan pengiklan bahwa platformnya aman. Akun-akun pro-Nazi yang diidentifikasi oleh Media Matters tetap aktif di situs tersebut, bersama dengan akun-akun sayap kanan dan supremasi kulit putih lainnya, beberapa di antaranya telah diaktifkan kembali oleh Musk di platform tersebut setelah pengambilalihannya.
Respons Elon Musk
Meski begitu, Musk tidak mau ambil pusing saat menghadapi kenyataan bahwa X genting secara finansial usai para pengiklan besarnya kabur. Kepergian para pengiklan itu berpotensi membuatnya kehilangan US$75 juta (sekitar Rp1,5 triliun).
“Saya ogah mereka ngiklan,” katanya di acara The New York Times DealBook Summit di New York, dikutip dari CNN.
“Kalau seseorang ingin memeras saya dengan iklan atau uang, persetan dengan kalian (go f*** your self). Go. F***. Yourself,” cetus dia.
“Apakah itu jelas? Hai Bob, jika Anda termasuk di antara penontonnya, itulah yang saya rasakan,” tambah Musk,mengacu pada CEO Disney Bob Iger, pimpinnan salah satu perusahaan yang mengancam menarik iklannya dari X, yang berbicara sebelumnya pada pertemuan puncak pada Rabu (29/11).
Disney tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Musk ini.
(rfi/dmi)
[Gambas:Video CNN]