Jakarta, CNN Indonesia —
Cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, diprakirakan menjangkau lebih banyak wilayah sepekan ke depan. Simak faktor-faktor pemicunya.
Sebelumnya, BMKG mengungkap wilayah selatan khatulistiwa, termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara, menjadi daerah yang paling terdampak fenomena El Nino. Efeknya adalah kekeringan atau hari tanpa hujan yang panjang.
Kini, daerah yang dilanda hujan sudah mencapai wilayah-wilayah tersebut.
“PERINGATAN DINI: Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem(puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll),” menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan periode 5-11 Desember.
“Dan dampak yang dapatditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu kedepan,” lanjut keterangan itu.
Berikut rincian daerah yang diprediksi dilanda cuaca ekstrem:
5–6 November
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, JawaBarat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan;
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
7–8 November
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Papua Barat, dan Papua.
9–11 November
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB;
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Faktor penyebab
BMKG mengungkap sejumlah faktor yang memengaruhi cuaca ekstrem ini.
Pertama, gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif pada kuadran3 (Indian Ocean), yang menunjukkan kondisi yang signifikan untuk wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di wilayah Sumatra Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dalam sepekan ke depan.
Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin juga terpantau berada di wilayah Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua.
“Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” kata BMKG.
Keempat, Sirkulasi Siklonik terpantau di laut Cina Selatan Utara Kalimantan, yang membentuk daerah konvergensi memanjang dari Kalimantan Barat bagian utara hingga Brunei, KalimantanTengah hingga Kalimantan Utara, dan Laut Cina Selatan utara sistem.
Daerah konvergensi lain memanjang dari Sumatra Utara hingga Aceh, Sulawesi barat Hingga Sulwesi Tengah, dan Papua. Daerah konfluensi lain juga terpantau memanjang dari laut Sulu Hingga Laut CinaSelatan dan Perairan Utara Aceh.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklontropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut,” menurut BMKG.
[Gambas:Video CNN]
(tim/arh)