Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Softbank Masayoshi Son mengaku ketagihan ChatGPT. Bahkan, kini dia berencana mengucurkan dana ke platform AI generatif itu.
Softbank sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di OpenAI, induk ChatGPT. Financial Times melaporkan bahwa startup AI adalah salah satu dari sejumlah opsi yang sedang dipertimbangkan oleh raksasa telekomunikasi Jepang tersebut.
Potensi investasi ini muncul setelah bos Son mengatakan kepada pemegang saham Softbank bahwa dia ‘mengobrol’ dengan ChatGPT setiap hari, demikian dikutip dari Insider, Selasa (19/9/2023)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Investor kawakan tersebut mengklaim bahwa percakapan larut malamnya dengan ChatGPT menginspirasinya untuk mulai berinvestasi secara agresif di teknologi AI.
Menurut pengakuan Son, salah satu sesi curhatnya dengan ChatGPT diakhiri dengan chatbot tersebut memuji idenya.
Son mengatakan telah bertemu dengan bos OpenAI Sam Altman dalam beberapa bulan terakhir.
Diketahui, Softbank Vision Fund merupakan perusahaan senilai US$100 miliar yang didirikan pada tahun 2017. Softbank terkenal karena menyasar perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan bisnis yang pesat. Di Indonesia, Softbank diketahui sebagai penanam modal di layanan superapps GoTo.
Potensi investasi pada AI muncul setelah beberapa tahun yang sulit bagi perusahaan investasi raksasa seperti Softbank.
Vision Fund telah mengurangi pengeluaran dan membukukan rekor kerugian US$32 miliar awal tahun ini setelah beberapa kesalahan besar, termasuk investasi di perusahaan seperti WeWork dan FTX.
Langkah perusahaan tersebut mengurangi kepemilikannya sebesar $100 juta di FTX menjadi nol setelah pertukaran kripto anjlok.
Meskipun demikian, Son telah mengisyaratkan kesediaannya untuk menggunakan AI sepenuhnya, dan mengatakan kepada investor pada bulan Juni bahwa perusahaan siap untuk kembali ke “offensive mode”.
Namun, belum jelas kapan rencana Son akan direalisasikan. CEO OpenAI Sam Altman juga belum buka suara soal hal ini.
ChatGPT Butuh Dana Besar, Diramal Bangkrut 2024
Menurut prediksi analis, OpenAI yang notabene adalah pengembang ChatGPT diramalkan bangkrut pada 2024 mendatang.
Dikutip dari FirstPost, OpenAI menghabiskan bujet sebesar US$ 700.000 (Rp 10 miliar) setiap harinya untuk mengoperasikan ChatGPT. Dana itu belum termasuk biaya operasional produk AI lain seperti GPT-4 dan DALL-E2.
Sejauh ini, OpenAI membiayai kebutuhan operasionalnya dari pendanaan Microsoft sebesar US$ 10 miliar. Meski OpenAI menelurkan layanan berbayar ChatGPT Plus, namun tak sebanding dengan besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan.
Analytics India Magazine melaporkan bahwa pendiri OpenAI, Sam Altman, masih terus membakar uang karena layanannya tak mendatangkan pendapatan yang setimpal.
Apalagi, pengguna aktif ChatGPT menunjukkan penurunan baru-baru ini. Ketika pertama kali diluncurkan, ChatGPT langsung menghebohkan industri teknologi. Beberapa raksasa seperti Google dan Microsoft berlomba-lomba menciptakan layanan serupa.
ChatGPT pun berhasil mengumpulkan 100 juta pengguna aktif dalam kurun waktu 2 bulan. Sayangnya, popularitas itu tak bertahan lama.
Menurut data SimilarWeb, pengguna ChatGPT turun 12% sepanjang Juli 2023. Dari yang sebelumnya 1,7 miliar pengguna pada Juni, menjadi 1,5 miliar pengguna.
Perlu dicatat, angka itu hanya diambil dari pengguna yang mengunjungi situs ChatGPT. Tak terhitung pengguna yang menggunakan API milik OpenAI.
API milik OpenAI juga merupakan sumber masalah. Sebab, banyak perusahaan yang akhirnya memanfaatkan API tersebut untuk membuat ChatGPT internal sendiri tanpa mengandalkan ChatGPT.
Permasalahan tak berhenti di situ. Sam Altman juga kerap melontarkan pernyataan yang merugikan OpenAI. Misalnya saja dengan mengatakan bahwa AI bisa membawa ‘kiamat’ dengan merenggut pekerjaan manusia.
Altman juga lumayan vokal menyuarakan bahwa AI perlu diregulasi oleh pemangku kebijakan.
Ambisi OpenAI untuk menghasilkan pendapatan US$ 200 juta di 2023 dan US$ 1 miliar di 2024 dinilai terlalu muluk-muluk. Sebab, menurut laporan, hingga kini pengembangan ChatGPT telah merugikan perusahaan sebesar US$ 540 juta.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Warga RI Bisa Pakai Google Bard Gratis, Ga Usah Bayar ChatGPT
(fab/fab)