Cara Kerja Iron Dome, Tak 100 Persen Hadang Roket-roket Hamas


Jakarta, CNN Indonesia —

Iron Dome, benteng pertahanan Israel digadang-gadang sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di muka Bumi. Simak cara kerja sistem pertahanan canggih milik Israel ini.

Sistem pertahanan ini menjadi sorotan usai kelompok militan Palestina, Hamas menghujani rentetan roket ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10). Pasalnya, sejumlah pihak menilai Israel kecolongan dan Iron Dome tidak mampu menahan gempuran roket-roket Hamas.

Kementerian Pertahanan Israel mengatakan Iron Dome sebetulnya mampu menangani berbagai ancaman secara bersamaan. Namun, tingkat keberhasilan menghadang roket-roket Hamas itu tidak 100 persen, alias hanya sekitar 95,6 persen, mengutip CNN.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhasil, intensitas serangan roket Hamas dalam rangkaian serangan mendadak pada akhir pekan kemarin membuat sistem terganggu.

Iron Dome mulai dikembangkan pada 2007 oleh Rafael Adanvced Defense System, perusahaan asal Israel dan dengan dukungan Amerika Serikat. Setelah melewati serangkaian uji coba pada 2008 dan 2009, baterai Iron Dome pertama dikerahkan pada tahun 2011.

Sistem pertahanan rudal ini merupakan salah satu alat terpenting dalam persenjataan Israel. Iron Dome terdiri dari tiga elemen utama: peluncur dan pencegatnya, radar multi-misi berbasis darat, dan sistem kontrol.

Iron Dome dirancang untuk menembak jatuh proyektil yang masuk. Sistem ini dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket dan kemudian menggunakan sistem komando dan kontrol yang dengan cepat menghitung apakah proyektil yang masuk menimbulkan ancaman atau kemungkinan besar akan menghantam area yang tidak berpenduduk.

Jika roket tersebut memang menimbulkan ancaman, Iron Dome akan menembakkan rudal dari darat untuk menghancurkannya di udara.

Ada 10 baterai Iron Dome di seluruh Israel, yang masing-masing memiliki tiga hingga empat peluncur. Sistem ini sangat mudah diangkut dan hanya membutuhkan beberapa jam untuk disiapkan, dan pencegat rudalnya sangat mudah bermanuver.

Rudal ini memiliki panjang 3 meter; memiliki diameter sekitar 15 cm; dan berat 90 kilogram pada saat peluncuran. Rudal-rudal diyakini dapat membawa 11 kilogram bahan peledak berkekuatan tinggi, dengan jangkauannya dari 4 km hingga 70 km.

Setiap unit memiliki radar pengontrol tembakan untuk mengidentifikasi target. Sistem ini juga memiliki peluncur rudal portabel. Sistem ini mudah diangkut, hanya perlu beberapa jam untuk memindahkan dan menyiapkannya.

Selain itu, tiap unit juga mampu melindungi hingga 155 kilometer persegi dan ditempatkan secara strategis di sekitar kota dan daerah berpenduduk. Satu unit perangkat terdiri dari tiga hingga empat peluncur, dan setiap peluncur dapat menampung hingga 20 penangkis.

Lalu bagaimana cara kerja Iron Dome? Berikut penjelasannya:

1. Mendeteksi

Pertama-tama, radar mengidentifikasi roket yang masuk dalam jarak 2,5 hingga 43 mil, atau 4 hingga 70 kilometer, dari baterai dan mengirimkan informasi tentang jalur roket ke pusat komando dan kontrol.

2. Memprediksi

Kemudian, pusat kendali memperkirakan lokasi hantaman dan memprediksi apakah roket akan menghantam area yang dihuni masyarakat sipil atau tidak.

3. Menilai

Selanjutnya, sistem ini menargetkan roket yang menimbulkan ancaman terbesar bagi daerah perkotaan dan infrastruktur ketika berhadapan dengan beberapa ancaman simultan, mengabaikan roket yang kemungkinan besar menghantam daerah yang tidak berpenghuni atau laut.

4. Mencegat

Sistem kontrol terhubung ke peluncur yang menembakkan rudal untuk menghancurkan roket jika diperlukan tindakan pencegatan.




Garis Waktu Konflik Israel-Palestina (Foto: Astari Kusumawardhani)




(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *