Cara Ecommerce Bilang Diskon Tapi Harga Naik, Warga AS Ketipu

Jakarta, CNBC Indonesia – Amazon.com dituduh menggunakan serangkaian strategi ilegal untuk meningkatkan profit di bisnis ecommerce. Kecurangan tersebut termasuk algoritma yang membuat warga Amerika Serikat harus membayar barang lebih mahal, yang totalnya mencapai US$1 miliar (Rp 15 triliun).

Angka ini diungkap oleh Komisi Perdagangan Federal AS yang memerinci dalam pengajuan pengadilan baru pada Kamis (2/11). Menindaklanjuti gugatan FTC yang diajukan September lalu.

Amazon menciptakan algoritma rahasia yang diberi kode internal ‘Project Nessie’ untuk mengidentifikasi produk tertentu yang diperkirakan kenaikan harganya akan diikuti oleh ecommerce selain Amazon.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Amazon menggunakan Project Nessie untuk merogoh lebih dari satu miliar dolar langsung dari dompet orang Amerika,” kata FTC, dikutip dari Reuters, Jumat (3/11/2023).

Juru bicara Amazon Tim Doyle mengatakan FTC salah mengartikan alat penetapan harga dan perusahaan berhenti menggunakannya beberapa tahun lalu.

“Nessie digunakan untuk menghentikan pencocokan harga agar tidak menghasilkan hasil yang tidak biasa yaitu harga menjadi sangat rendah sehingga tidak berkelanjutan,” kata Doyle.

Namun, menurut surat gugatan, Amazon mulai menguji algoritma penetapan harga pada tahun 2010 untuk melihat apakah toko online lain melacak harga di Amazon. Kemudian, Amazon menaikkan harga produk yang diketahui dipantau oleh kompetitor.

Setelah pengecer luar mulai menyamai atau menaikkan harga, Amazon akan terus menjual produk dengan harga yang makin lama makin melambung. Praktik ini, menurut FTC, membuat Amazon bisa meraup tambahan laba hingga US$ 1 miliar.

Amazon menghentikan algoritma tersebut selama festival belanja Prime Day dan musim belanja liburan, saat media dan konsumen memantau ketat pergerakan harga di Amazon.

“Setelah fokus publik beralih ke hal lain, Amazon mengaktifkan kembali Proyek Nessie dan menjalankannya secara lebih luas untuk mengisi jeda tersebut,” demikian bunyi gugatan tersebut.

Amazon pada April 2018 menggunakannya untuk menetapkan harga untuk lebih dari 8 juta item yang dibeli oleh pelanggan yang secara kolektif berharga hampir US$ 194 juta, sebelum menghentikannya pada tahun 2019.

FTC menyebut algoritma Nessie sebagai metode persaingan tidak sehat karena memanipulasi toko online lain sehingga menaikkan harga, sehingga memungkinkan Amazon melakukan hal yang sama.

Aduan FTC juga menyatakan Amazon berusaha menyembunyikan informasi tentang operasi dari penegak antimonopoli dengan menggunakan fitur pesan menghilang pada aplikasi perpesanan Signal dan mengatakan perusahaan tersebut menghancurkan komunikasi dari Juni 2019 hingga awal 2022.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


WhatsApp Bisa Bikin Kiamat e-Commerce, Ini Datanya

(dem/dem)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *