Jakarta, CNBC Indonesia – Warga RI sudah berbulan-bulan merasakan cuaca ekstrem. Hujan tak kunjung turun secara natural, namun beberapa kali sempat mengguyur wilayah Jabodetabek lantara modifikasi yang dilakukan BMKG.
Fenomena ini disebabkan oleh El Nino, yakni fenomena anomali kenaikan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Akibatnya, ada pergeseran potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peneliti Ahli Utama Kepakaran Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN Erma Yulihastin mengatakan kajian terkini tentang El Nino menunjukkan bahwa perilakukanya sudah tidak bisa diprediksi.
Ia mengatakan awal terjadinya El Nino dideteksi pada bulan Juni lalu. Polanya mirip dengan El Nino pada tahun 1997-1998 yang disebut sebagai salah satu peristiwa El-Nino terkuat sepanjang sejarah.
“El Nino 1997 itu juga dimulai bulan Juni. Pada saat itu suhu permukaan laut di Samudra Pasifik 0,5 derajat, naik 0,8 derajat dan jadi 1 derajat,” kata dia dalam segmen Profit CNBC Indonesia, Jumat (29/9/2023).
Ia memberikan peringatan bahwa model El Nino yang terjadi saat ini akan terus menanjak, sama seperti peristiwa pada 1997-1998.
“Jangan lupa saat itu manusia terjebak dalam asap. Itu tidak dapat dipungkiri, itu sejarah yang mencatat dan Indonesia mendapat keluhan dari banyak negara karena asap sulit sekali dipadamkan. Itu adalah kondisi terkuat sepanjang sejarah 1997-1998,” ia menjelaskan.
“Dampaknya terbanyak, terluas. Tidak hanya kita kekeringan tapi juga memproduksi asap,” ia melanjutkan.
El Nino Sampai Kapan?
Erma mengatakan El Nino tahunan ini harus diantisipasi secepat mungkin, terutama di triwulan pertama setelah September 2023, yakni Oktober dan November.
“Kami melihat kemungkinan hujan masih sangat sulit turutn, terutama di Pulai Jawa. Hampir seluruh selatan equator itu terdampak, jadi tidak bisa kita hanya memetakan lokal. Kalau El Nino persis sdengan kondisi di 1997, itu semua rata terkena,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa perilaku El Nino yang sudah tak teratur membuat prediksi makin sulit. Namun, sejauh ini BRIN memprediksi fenomena El Nino yang menyebabkan cuaca panas dan kekeringan bisa terus terjadi hingga Maret, April, Mei 2024 mendatang.
“Anda bayangin, April Mei itu peluang 100%, itu dari model yang dikeluarkan AS, Jepang, Australia,” kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Super Gerah! BMKG Ungkap Cuaca Panas Mendidih RI Sampai Kapan
(fab/fab)