Bos Huawei Ngaku Cinta Mati Produk Apple, Tak Bisa Berpaling

Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri sekaligus CEO Huawei Technologies, Ren Zhengfei, mengaku mengidolakan Apple. Pernyataan itu ia umbar di tengah memanasnya hubungan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang melibatkan Huawei dan Apple.

Singkatnya, Huawei masuk daftar hitam pemerintahan Joe Biden sejak 2019 lalu. Namun, pembuktian Huawei lewat Mate 60 Pro yang sudah mendukung jaringan 5G menjadi pukulan telak bagi AS.

Selanjutnya, pemerintahan Xi Jinping baru-baru ini diisukan memblokir penggunaan iPhone di kalangan PNS dan perusahaan yang berafiliasi dengan otoritas China. Meski sudah dibantah, China mengindikasikan bahwa iPhone tak aman jelang peluncuran iPhone 15.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Kembali ke pernyataan kontroversial Zhengfei, ia menilai Apple merupakan merek yang memberikan pelajaran berharga. Ia juga menolak ideologi yang memusuhi merek asing.

Hal ini ia sampaikan di depan para mahasiswa universitas dan akademisi yang ikut dalam program yang disponsori Huawei, yakni International Colligiate Programming Contest.

“Kami [di Huawei] kerap mengeksplor kenapa produk-produk Apple sangat bagus. Kami juga melihat seperti apa ketimpangan antara produk kami dan buatan Apple,” kata dia, menurut memo pidatonya yang dipublikasikan pada pekan ini, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (22/9/2023).

“Saya senang karena memiliki ‘guru’ yang memberikan kami kesempatan untuk belajar dan membandingkan performa kami. Rasanya tak berlebihan untuk menyebut bahwa saya adalah fan dari Apple,” ia menambahkan.

Zhengfei juga mengindikasikan bahwa putrinya menggunakan produk Apple saat menjalankan studi di AS. Sosok putrinya itu adalah Annabel Yao yang mengenyam pendidikan di Universitas Harvard tahun 2016-2020.

Ini bukan kali pertama Zhengfei melontarkan kekagumannya kepada Apple. Dalam wawancara pada 2019 lalu, ia terang-terangan menyebut Apple sebagai contoh yang baik untuk menerapkan kebijakan perlindungan privasi.

Di tahun yang sama, ia juga memuji strategi patokan harga Apple. Menurut dia, strategi Apple membuat kompetisi jadi sehat dan brand lain bisa bertahan.

Ia juga menyinggung soal sanksi dagang yang diberikan AS ke Huawei. Sejak 2019, Huawei tak bisa mengakses teknologi chip canggih asal AS untuk memproduksi HP 5G.

Namun, Huawei Mate 60 Pro merupakan pembuktian raksasa China tersebut. Huawei berhasil mengembangkan chip 5G sendiri dengan bantuan SMIC.

“Sanksi AS pasti memberikan tekanan bagi kami, tetapi juga menjadi motivasi di saat bersamaan,” ujarnya.

“Setelah ada larangan dari AS, kami dipaksa untuk mengganti infrastruktur platform kami dan itu sangat sulit. Namun, kini kami sudah bisa membangun platform secara mandiri,” pungkasnya.

Huawei Mate 60 Pro disambut antusiasme besar oleh warga China. Bahkan, analis memprediksi HP tersebut bakal membuat penjualan iPhone 15 anjlok di Negeri Tirai Bambu. Padahal, selama ini Apple kerap menduduki posisi pertama sebagai pabrikan HP paling laku di China.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Taktik Xi Jinping Bikin iPhone 15 Tak Laku, AS Ketar-Ketir

(fab/fab)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *