Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan ada faktor angin yang berkontribusi dalam perbaikan kualitas udara Jakarta belakangan.
“Ya betul [ada faktor angin kencang],” kata Peneliti Cuaca dan Iklim Ekstrem BMKG Siswanto, dikutip dari detikcom, Selasa (12/9).
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap langit Jakarta kian biru usai operasi modifikasi cuaca dengan teknik water mist spraying dari udara.
Sebagai bukti, Siswanto mengungkap data penguatan angin permukaan.
“Analisis rajah angin menunjukkan penguatan angin permukaan 25 persen untuk kecepatan angin hingga 17 knot (sekitar 31,5 km/jam) teramati di Stasiun BMKG Tanjung Priok dan Cengkareng,” ungkapnya.
“Angin berasal dari arah timur laut dan timur,” lanjut dia.
Menurutnya, angin dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kondisi polusi udara di suatu wilayah.
Siswanto menjelaskan angin dapat menyebarkan polutan keluar dari suatu wilayah dan mengurangi konsentrasi polutan yang lebih kuat di suatu wilayah. Polutan pun dapat diterbangkan angin sampai jarak yang jauh dari sumbernya.
“Kecepatan angin akan berbanding terbalik dengan konsentrasi pencemar, sehingga semakin kencang angin akan semakin berkurang konsentrasi pencemar/polutannya,” tutur dia.
“Konsentrasi polutan akan berkurang bergantung pada penyebarannya yang dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin,” kata Siswanto.
Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, pihaknya sudah menggelar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan teknik water mist lewat dua pesawat Cesna sejak Senin (4/9) hingga Senin (11/9).
Dua pesawat itu menyemprotkan 70.500 liter air untuk membentuk “evaporasi buatan di langit Jakarta.”
“Upaya tersebut mulai memberikan dampak yang signifikan dimana terjadi penurunan nilai polutan PM 2.5 berdasarkan iqair.com, sehingga langit di wilayah Jakarta mulai terlihat bersih,” ucap Abdul, dalam siaran pers BNPB.
Berdasarkan data indeks kualitas udara (AQI) dan kadar PM2.5 dari situs pemantau kualitas udara IQAir, kualitas udara Jakarta menunjukkan perbaikan dalam beberapa hari terakhir.
Berikut rincian data AQI dan PM2.5-nya:
1. 4 September: 151 (Unhealthy) dan 55,5 µg/m³
2. 5 September: 138(Unhealthy for sensitive groups) dan 50,8 µg/m³
3. 6 September: 151 (Unhealthy)dan 55,8 µg/m³
4. 7 September: 155 (Unhealthy)dan 63,2 µg/m³
5. 8 September: 154 (Unhealthy)dan 60,5 µg/m³
6. 9 September: 147(Unhealthy for sensitive groups) dan 54,1 µg/m³
7. 10 September: 149(Unhealthy for sensitive groups) dan 55 µg/m³
8. 11 September: 130(Unhealthy for sensitive groups) dan 47,5 µg/m³
9. 12 September (data rata-rata per pukul 20.00 WIB): 104 (Unhealthy for sensitive groups) dan 36,7 µg/m³
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan kondisi tersebut berkat kerja keras semua pihak, tak cuma operasi water mist BNPB.
“Karena kita semua,” ucap dia, saat ditanya mengenai penyebab langit Jakarta yang berwarna biru, Selasa (12/9).
Menurutnya pula, penyemprotan uap air (water mist) di gedung-gedung pun “baru sedikit kan, baru kemarin. Jalan terus di gedung.”
[Gambas:Video CNN]
(tim/arh)