Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan zona megathrust yang bisa menjadi pemicu tsunami dahsyat di selatan Pulau Jawa akan terus ada sampai kapan pun, bahkan sampai kiamat.
“Megathrust akan terus, sampai kiamat enggak akan berakhir potensi itu,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (3/11).
Megathrust merupakan daerah pertemuan antar lempeng tektonik Bumi di lokasi zona subduksi. Lempeng tektonik Bumi dapat mencapai ribuan kilometer dan menjadi dasar benua dan samudera.
Pelat-pelat ini bertabrakan, meluncur, dan bergerak menjauh satu sama lain.
Lempeng-lempeng itu terkadang bertabrakan satu sama lain atau satu lempeng didorong ke bawah lempeng lain di zona subduksi. Dengan kata lain, zona subduksi adalah zona pertemuan lempeng-lempeng tersebut.
Apabila sejumlah lempeng tektonik bertemu, maka gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tanah longsor yang kuat dapat terjadi
Indonesia dikelilingi 13 megathrust yang tersebar dari Aceh hingga Papua, dan dua di antaranya berada di selatan Jawa, yakni di bagian barat dan timur.
Kedua megathrust tersebut menyimpan potensi gempa yang sangat besar hingga Magnitudo 9,1. Gempa megathrust merupakan fenomena yang berulang dalam periode waktu tertentu.
“Potensi tsunami lengkap kita punya banyak sekali tide gauge yang bekerjasama Badan Geospasial (BG) memonitor, jadi tide gauge kita itu ada di Selatan Jawa,” tuturnya.
Tide Gauge adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan muka air laut untuk mendeteksi variasi gelombang.
Ia menjelaskan hampir di seluruh titik megathrust sudah dilengkapi dengan tide gauge, sehingga menghasilkan pemodelan saat terjadi gempa berdasarkan magnitudo.
Dengan demikian BMKG bisa memberikan peringatan jika muka air laut turun, sehingga ketika muka air turun dengan level tertentu sirine peringatan akan menyala.
Sebelumnya, sejumlah pakar mengungkapkan sebab potensi gelombang tsunami di Selatan Jawa bagian baratbisa mencapai 34 meter.
Hal ini terangkum dalam sebuah artikel ilmiah berjudul On The Potential for Megathrust Earthquakes and Tsunamis Off The Southern Coast of West Java and Southeast Sumatra, Indonesia yang terbit di Natural Hazard pada Oktober 2022.
Para peneliti mengungkapkan penyebab potensi tsunami besar di selatan Jawa berkaitan dengan tingkat kegempaan yang tinggi di dalam dan sekitar Jawa Barat dan Sumatera sebagai akibat pertemuan lempeng Indo-Australia dan subduksi di bawah lempeng Sunda.
“Kami menunjukkan bahwa ketinggian maksimum tsunami bisa mencapai 34 m di sepanjang pantai barat Sumatra paling selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon,” demikian dikutip dari jurnal tersebut.
Megathrust segmen barat (di selatan Sumatra) memiliki panjang parit-paralel 325km, lebar 120km, dan slip (pergeseran) homogen 24 m.Segmen timur sepanjang 442 km, lebar 109 km, dengan slip homogen 20 m.
Sementara, backthrust memiliki panjang 312 km dan lebar 55 km,dengan slip homogen 16m.
Para peneliti melakukan pemodelan tsunami di wilayah tersebut dengan dua skenario, satunya tanpa backthrust, yang satunya lagi menyertakan backthrust.
[Gambas:Video CNN]
(can/dmi)
[Gambas:Video CNN]