Banyak Startup Kolaps, Telkomsel Mitra Inovasi Beri Wejangan

Jakarta, CNBC Indonesia – CIO Telkomsel Mitra Inovasia William Gozali mengungkapkan startup Indonesia memiliki masa depan cerah dan potensi pasar yang besar. Apalagi, startup di Indonesia baru lahir dalam satu dekade terakhir, sehingga masih dalam tahap awal pertumbuhan bisnis.

Berdasarkan beberapa studi kasus, fase ini menunjukkan masih banyak startup yang belum memiliki fundamental kuat, dan masih ada tren bakar uang. Meski demikian, William menilai kondisi ini masih wajar karena menjadi nature bisnis startup.

“Dalam 5 tahun survival rate nya (startup) hanya 10%, tapi di luar itu pun masih banyak potensi2 yg bisa dijajaki di Indonesia,” kata William dalam BUMN Performance report, Selasa (29/8/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, untuk meminimalisir kejadian serupa dan lebih banyak startup yang bertahan. William berpesan agar startup memiliki fundamental yang baik, dan mampu berkolaborasi dengan berbagai macam pihak.

“Salah satu komponen cost untuk startup itu biasa cost akuisisi user/pelanggan. Jadi kita lihat di startup cost structurenya banyak yang keluar untuk go to market, itu yang kita lihat bisa kita mitigasi dengan kolaborasi, khususnya dengan korporasi, itulah value proportion kami, bahwa dengan partnership kita bisa sasar segmen pelanggan, dan akuisisi pelanggan dengan efisien,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya startup juga harus beradaptasi dengan pola perilaku konsumen (consumer behaviour). Pasalnya preferensi pelanggan selalu berubah ubah seiring waktu. Sehingga startup juga harus beradaptasi dari sisi pricing, bisnis model, atau value proposition.

“Karena kita lihat startup yang berhasil itu yang obsession terhadap customernya tinggi. Itu yg kita tidak henti hentinya kalo ngobrol sama startup kita harus fokus sama kebutuhan pelanggan. Karena faktor terbesar kegagalan startup bukan karena kompetisi, tapi karena tidak ada product market fit, jadi serving problem yang tidak ada,” terangnya.

Selain itu, pendanaan menurutnya bukan hanya membutuhkan modal, melainkan juga dukungan manajemen atau organizational coaching. Beberapa startup tahapan awal butuh transfer ilmu dari investor yang sudah memiliki portofolio dan pengalaman yang matang.

Hal lain yang dibutuhkan adalah akses pasar. Hal itu menurutnya menjadi salah satu cost driver yang besar juga, bagaimana menjangkau pelanggan lebih efisien.

“Dan juga no-how di sektor tertentu. Kita di sektor telco ada beberapa korporasi di sektor keuangan, jadi know how industri expert ini bisa juga regulatory aspeknya bisa dimitigasi lebih awal. Jadi yang dibutuhkan hiring organizational coaching dan akses pasar,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ini Nih Cara Bikin Bisnis Startup Indonesia Makin Mentereng

(rah/rah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *