Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menghentikan proyek Hot Backup Satellite (HBS) dengan Konsorsium Nusantara Jaya (KNJ) tanpa merugikan keuangan negara.
Hal ini diungkapkan Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo Danny Januar Ismawan. Dia mengatakan, slot orbit yang seharusnya digunakan oleh HBS yaitu 113 Bujur Timur (BT) tetap difungsikan. Oleh karena itu tidak akan merugikan negara.
“Slot orbitnya itu memang milik konsorsium, bukan pemerintah. Jadi dengan adanya pengakhiran kontrak lebih awal, konsorsium tetap menjalankan rencana bisnisnya sendiri dan dia tetap melakukan penyelesaian satelit itu,” ujar Danny dikutip Selasa (31/10).
Menurut Danny, hal tersebut bisa terjadi karena dalam perencanaan satelit, mekanisme yang digunakan ialah mekanisme condosat atau satu satelit dengan pemanfaatan yang dapat digunakan oleh lebih dari satu pihak.
Adapun dari total kapasitas satelit berjumlah 160 Gbps, HBS awalnya diproyeksikan memberikan manfaat 80 Gbps untuk digunakan oleh Pemerintah Indonesia.
Namun, dengan berbagai dinamika yang ada selama beberapa tahun terakhir, khususnya terkait dengan pembangunan infrastruktur digital, Pemerintah memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut.
Adapun pengakhiran kontrak HBS ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran dan mitigasi risiko.
Kemudian, penghentian ini juga tidak berdampak negatif jika dilihat dari sisi pemanfaatan orbit satelit. Sebab, orbit tetap bisa dimanfaatkan oleh konsorsium Kemitraan Nusantara Jaya sebagai penyewa resmi.
Tentunya hal itu memberikan kelegaan mengingat dalam penyediaan orbit satelit secara internasional tidaklah mudah karena diatur oleh International Telecomunication Union (ITU).
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sebelumnya mengabarkan proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS) secara resmi dihentikan pengerjaannya.
BAKTI Kominfo, dalam pernyataan resminya Jumat malam, juga mengungkapkan salah satu alasan penghentian proyek satelit HBS dilakukan seiring telah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) di Florida, Amerika Serikat, 18 Juni lalu.
“Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional. Hal tersebut mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital,” tulis pernyataan BAKTI Kominfo.
(inh)