Apa Itu Asteroid Bennu yang Bisa Menguak Misteri Semesta?


Jakarta, CNN Indonesia —

Sampel batu dan debu dari asteroid Bennu sukses sampai ke Bumi setelah menempuh perjalanan miliaran kilometer bersama wahana antariksa OSIRIS-REx (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identificiation and Security, Regolith Expolrer) NASA.

NASA, dalam keterangan di situs resminya, mengungkap kapsul itu mendarat pada Minggu (24/9) pukul 08.52 MDT (21.52 WIB), di areah yang ditargetkan di Area Uji dan Pelatihan Utah milih Departemen Pertahanan AS, dekat Salt Lake City.

“Selamat kepada tim OSIRIS-REx atas misi yang sempurna – pengembalian sampel asteroid Amerika pertama dalam sejarah – yang akan memperdalam pemahaman kita tentang asal usul tata surya kita dan pembentukannya,” kata Direktur NASA Bill Nelson.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa sebetulnya asteroid Bennu yang sampelnya dibawa ke Bumi untuk dipelajari?

Bennu merupakan asteroid berisi tumpukan puing berbentuk seperti gasing yang berputar, lebarnya sekitar sepertiga mil (500 meter) dan terdiri dari bebatuan yang terikat gravitasi.

Berkat survei keseluruhan, tim misi mendapatkan asupan data yang belum pernah didapat sebelumnya tentang asteroid. Itu termasuk soal penemuan air dalam bentuk es yang terkunci di dalam batuan, hingga karbon yang sebagian besar terkait dengan dengan kehidupan.

Bennu juga bisa dibilang sebagai peninggalan kuno dari masa-masa awal Tata Surya kita, karena sudah mengalami sejarah lebih dari 4,5 miliar tahun. Para ilmuwan menduga bahwa dalam waktu 10 juta tahun setelah Tata Surya terbentuk, komposisi Bennu saat ini sudah terbentuk.

Mengutip laman resmi NASA, Bennu kemungkinan besar terpisah dari asteroid yang jauh lebih besar dan kaya karbon sekitar 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu. Bennu kemungkinan besar terbentuk di Sabuk Asteroid Utama antara Mars dan Jupiter, dan sejak saat itu melayang lebih dekat ke Bumi.

Karena usianya yang sudah sangat tua, Bennu bisa jadi mengandung molekul organik yang mirip dengan molekul-molekul yang mungkin terlibat dalam awal kehidupan di Bumi.

Mengapa perlu analisis asteroid?

Para ilmuwan akan menganalisis batuan dan tanah dari asteroid Bennu selama dua tahun ke depan di ruangan khusus di dalam Johnson Space Center.

Sekitar 70 persen sampel akan tetap murni dalam penyimpanan sehingga generasi mendatang dengan teknologi yang lebih baik dapat mempelajarinya lebih banyak.

Neil Bowles, pakar dari Oxford University, mengungkap salah satu manfaat pengambilan sampel adalah agar para ilmuwan dapat membandingkan hasil uji laboratorium dengan pengamatan jarak jauh yang dilakukan oleh teleskop OSIRIS-REx.

Ia juga menjadi ahli yang akan memanaskan pecahan batuan Bennu untuk mengeksplorasi radiasi infra merah yang dipancarkannya. Neil mengatakan penelitian ini dapat membantu para ilmuwan untuk mengeksplorasi perbedaan komposisi di seluruh permukaan Bennu dengan lebih akurat.

Kerri Donaldson Hanna, ahli geologi planet di University of Central Florida, menyebut “pemeriksaan lapangan” seperti itu juga dapat membantu para ilmuwan menafsirkan pengamatan asteroid lain di Tata Surya yang hanya dapat dipelajari dengan teleskop atau wahana antariksa.

“Ini benar-benar menarik,” katanya.

Pemahaman tentang komposisi dan orbit asteroid jadi kunci dalam memprediksi asteroid mana yang mungkin mendekat ke Bumi dan kapan tiba masanya. Selain itu, sampel disebut akan mengungkapkan informasi tentang pembentukan dan sejarah Tata Surya, serta peran asteroid dalam membantu mengembangkan planet layak huni seperti Bumi.

(tim/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *