Ancam Manusia, Gunung Es Raksasa Hanyut Bukan Tanda Kiamat

Jakarta, CNBC Indonesia – Gunung es raksasa tengah bergerak meninggalkan tempat asalnya. Meskipun mengancam kehidupan manusia dan hewan, pergerakan gunung es seluas dua kali kota London ini dinilai tak berhubungan dengan “kiamat” perubahan iklim.

Gunung es bernama A23a telah terpisah selama 40 tahun atau hampir 40 tahun dari garis pantai Antartika. Bongkahan tersebut memiliki luas hampir 4.000 km persegi atau dua kali lipat luas London dan tebal 400 meter.

“Saya bertanya kepada sejumlah rekan mengenai hal ini, bertanya apakah ada kemungkinan perubahan suhu perairan yang mungkin memicu hal ini, namun konsensusnya adalah waktu baru saja tiba,” kata pakar remote sensing dari British Antartic Survey, Andrew Fleming, dikutip dari BBC, Rabu (29/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menjelaskannya setelah empat puluh tahun, ukuran A23a mulai mengecil dan bergerak. Pergerakan gunung es dilihatnya pertama kali pada 2020 lalu.

Saat ini A23a telah melewati bagian utara Semenanjung Antartika. Pergerakannya dilaporkan kian cepat karena angin dan arus selama beberapa bulan terakhir.

Pergerakan A23a juga bisa berdampak pada ekosistem di sekitarnya. BBC mencatat jika berada di Georgia Selatan kemungkinan bisa menimbulkan masalah bagi anjing laut, penguin, dan burung laut.

Tiga jenis hewan itu bisa kesulitan mencari makan atau memberi makan anak-anaknya akibat A23a yang mengganggu jalur normal mereka.

Namun ada pula yang mengatakan gunung es tak sepenuhnya membawa dampak baru. Bahkan disebut memegang peranan penting bagi lingkungan.

Sebab saat gunung es mencair akan melepaskan debu mineral yang dimasukkan dalam es. Debu akan jadi sumber nutrisi untuk organisme pada rantai makanan laut.

Namun, Cosmos menyatakan bergeraknya gunung es A23a ke laut lepas tidak terkait dengan perubahan iklim. Memang, pemanasan global berdampak kepada es di Antartika.

Namun, pergerakan A23a adalah hasil dari rangkaian proses yang terjadi sejak 40 tahun lalu saat gunung es tersebut pecah dari “benua induk”-nya. Seperti halnya bongkahan es raksasa lain yang terpisah dari Antartika, A23a bergerak ke utara.

“Dari ujung benua Antartika, lokasinya saat ini, kami memperkirakan lintasannya akan serupa dengan gunung es lain yang keluar dari Laut Wedell,” kata Jan Lieser dari Universitas Tasmania.

Selain habitat hewan setempat, A23a yang meleleh juga berdampak ke kehidupan manusia. 

“Saat pecah mereka menciptakan ribuan gunung es, yang semua bisa mengancam kapal yang melalui area tersebut. Mereka juga bisa terdampar di sekitar pulau sehingga akses ke pantai tertutup. Bukan hanya untuk kapal dan manusia, tetapi juga untuk hewan yang berusaha mencapai pesisir untuk istirahat,” kata Lieser.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Semangka Ditanam di Antartika, Hasilnya Tak Terduga

(npb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *