8 Startup Valuasi Ratusan Triliun Bangkrut, Bukan Cuma WeWork

Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak startup raksasa tumbang padahal sukses mencapai valuasi ratusan triliun rupiah lewat penggalangan dana dengan belasan hingga puluhan investor.

Startup yang bangkrut ini datang dari berbagai industri, mulai dari kripto, media, co-working dan lainnya. Mereka bahkan sudah mengumpulkan pendanaan setidaknya US$ 1 miliar (Rp 15 triliun).

Dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, berikut ini raksasa startup dari AS yang mengalami kebangkrutan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

1. WeWork

WeWork pekan ini telah resmi mengajukan status pailit. Startup co-working asal AS itu terlilit utang dan mengalami kerugian dalam jumlah besar. Sejumlah pihak yang mengetahui masalah ini mengatakan WeWork sedang mempertimbangkan untuk mengajukan petisi Bab 11 di New Jersey.

Sebelumnya pada Selasa (31/10), WeWork telah menandatangani perjanjian dengan kreditor untuk penundaan sementara pembayaran sebagian utangnya, dengan masa tenggang hampir berakhir.




Adam Neumann, co-founder dan CEO WeWork. (AP Photo/Mark Lennihan/File Foto)



Perusahaan ini memiliki utang bersih jangka panjang sebesar US$2,9 miliar pada akhir Juni dan sewa jangka panjang lebih dari US$13 miliar.

Kabar pengajuan kebangkrutan ini bukan hal yang mengejutkan. Perusahaan yang memiliki valuasi sekitar US$ 47 miliar (Rp 733 triliun) pada 2019 itu sudah lama berjuang untuk selamat.

2. Vice Media

Vice Media telah mengajukan pailit pada Mei lalu, meskipun telah mengumpulkan lebih dari US$1,6 miliar dari investor.

Perusahaan mencari pembeli, dan mungkin akan menemukannya untuk menghindari kebangkrutan. Lebih dari lima perusahaan telah menyatakan minat untuk mengakuisisi Vice. Namun, peluang itu semakin tipis, kata salah satu orang yang mengetahui potensi kebangkrutan tersebut.

3. Intarcia

Intarcia yang berbasis di Boston telah mengumpulkan US$1,98 miliar dari pemodal ventura, termasuk Fidelity dan NEA. Ia bahkan pernah menjadi startup bioteknologi dengan nilai paling tinggi yang pernah ada.

Namun perusahaan tersebut tidak pernah mendapatkan persetujuan FDA untuk produk andalannya, perangkat implan seukuran batang korek api untuk pengobatan diabetes Tipe II.

Perusahaan mengajukan perlindungan kebangkrutan pada akhir tahun 2020, dan awal tahun lalu menyerah setelah penolakan FDA lainnya.

4. FTX

Kisah FTX dikenal dengan kebangkitannya untuk melayani lebih dari 1 juta pengguna, valuasinya sebesar US$ 32 miliar (Rp 500,83 triliun), dan keruntuhannya yang mengguncang dunia kripto.

Perusahaan yang mengoperasikan pertukaran mata uang kripto dan dana lindung nilai kripto, mengajukan kebangkrutan pada November tahun lalu setelah mengumpulkan US$ 1,97 miliar dari investor ternama seperti Sequoia Capital hingga Tom Brady.




Sah! Regulator Cabut Lisensi FTX Australia!



FTX tidak terlepas dari pesona karismatik pendirinya, Sam Bankman-Fried. Ia saat ini sedang menjalani proses hukum karena kasus penipuan di bursa mata uang kripto yang bermasalah itu.

Bankman-Fried didakwa dengan 13 dakwaan pidana penipuan, konspirasi, pelanggaran hukum keuangan kampanye, pencucian uang dan penyuapan pejabat asing.

5. Katerra

Katerra adalah sebuah startup teknologi konstruksi di Silicon Valley yang berpura-pura berhasil, padahal banyak borok di dalam perusahaan itu.

CEO Michael Marks, yang sebelumnya memimpin perusahaan teknologi besar dan duduk di dewan direksi Fortune 500, memberikan laporan keuangan palsu kepada dewan direksinya, setelah gagal memenuhi proyeksi.

Marks dilarang pada tahun 2020, dan perusahaan tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan satu tahun kemudian. Katerra bahkan telah mengumpulkan sekitar US$1,44 miliar dari perusahaan seperti SoftBank dan Khosla Ventures.

6. Quibi

Perusahaan video digital pemula, yang dipimpin oleh orang penting di Hollywood dan Silicon Valley, Jeffrey Katzenberg dan Meg Whitman, hanya bertahan enam bulan setelah peluncurannya pada bulan April 2020. Konsep Quibi adalah platform tempat kreator bisa mengunggah konten serial video pendek untuk dimonetisasi.

Dalam perjalanannya, perusahaan ini menghabiskan sebagian dana US$ 1,75 miliar yang diperoleh dari investor seperti Disney, NBCUniversal, dan WarnerMedia dari AT&T.

7. Celcius Network

Celsius adalah bagian dari badai yang mengawali winter di industri kripto tahun lalu. Mereka mengajukan kebangkrutan karena harga koin menurun.

Celsius yang berbasis di New Jersey telah mengumpulkan sekitar US$1,04 miliar dari investor seperti WestCap dan dana pensiun Kanada CDPQ. Perusahaan memposisikan kebangkrutannya sebagai restrukturisasi. Dikabarkan Celcius akan diakuisisi oleh NovaWulf Digital Management.

8. Theranos

Perusahaan tes darah Theranos merupakan pernah bernilai hampir US$11 miliar (Rp 172 triliun). Mereka sudah mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dari investor termasuk Rupert Murdoch, Tim Draper, Betsy DeVos, James Mattis, keluarga Walton, dan keluarga Cox.




Logo spesialis tes darah Theranos di luar kantor pusat perusahaan di Palo Alto, California, AS. (Andrej Sokolow/picture alliance via Getty Images)



Theranos bangkrut pada tahun 2018, memberhentikan semua karyawan yang tersisa dan mengembalikan sedikit uang yang tersisa kepada kreditor.

Elizabeth Holmes, pendiri dan mantan CEO, dinyatakan bersalah pada bulan Januari atas konspirasi dan penipuan terhadap investor tertentu dan dijatuhi hukuman 11 tahun penjara.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bandar Kripto Penipu Hamburkan Duit Rp 1,8 T Padahal Bangkrut

(dem/dem)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *