Jakarta, CNBC Indonesia – Sidang Google sudah memasuki “tengah babak.” Perkara yang disebut bakal mengubah internet tersebut telah menguak banyak fakta tersembunyi soal industri teknologi.
Pemerintah AS menuduh Google, yang sekarang bernaung di bawah perusahaan induk Alphabet, melanggar undang-undang anti-monopoli dengan taktik mereka menguasai industri pencarian online (search) dan iklan digital.
Sidang pemerintah AS vs Google telah berlangsung sejak 12 September dan dijadwalkan berlangsung hingga pertengahan November. Departemen Kehakiman AS, antara lain, menilai lelang iklan digital dimanipulasi agar Google terus dominan.
Berikut adalah lima fakta yang terungkap di pengadilan, dikutip dari Reuters:
Google bayar miliaran dolar AS
Saksi dari Verizon, Samsung, dan Google memberikan kesaksian tentang pembayaran tahunan senilai US$ 10 miliar oleh Google ke produsen HP dan perusahaan pengelola browser agar Google Search dijadikan mesin pencari bawaan.
CEO dari dua perusahaan mesin pencari saingan Google, DuckDuckGo dan Neeva, menilai posisi Google Search sebagai mesin pencari bawaan merugikan mereka.
James Kolotouros, pegawai Google yang menegosiasikan kesepakatan distribusi dengan produsen HP Android dan operator seluler, memberikan kesaksian bahwa Google punya kesepakatan “mesin pencarian” eksklusif dengan perusahaan-perusahaan tersebut.
Dominasi Google kerek harga iklan digital
Adam Juda, salah seorang petinggi Google, mengatakan bahwa perusahaannya menggunakan sebuah formula untuk menentukan Long Term Value (nilai jangka panjang), termasuk kualitas iklan, untuk menentukan pengiklan yang memenangkan lelang iklan. Google secara periodik “menyesuaikan” harga iklan, meskipun Pengiklan tidak diberi tahu soal LTV mereka.
Joshua Lowcock, bos dari UM Worldwide, memberikan kesaksian soal dominasi Google di pasar iklan yang ada bersama Search. Iklan jenis tersebut naik terus dalam 10 tahun terakhir. Menurut Jerry Dischler, VP di Google, pendapatan Google melampaui US$ 100 miliar pada 2020 dari iklan di Search.
Google menimbun konten demi AI
CEO Microsoft Satya Nadella menyatakan akses atas data pencarian bisa menciptakan dominasi dalam industri kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, AI membutuhkan dua hal yaitu kekuatan komputasi atau server dan data untuk melatih software.
Google mengaku baik hati
Google bersikeras mereka tidak melanggar hukum, menyatakan bahwa mesin pencarian mereka sangat populer karena kualitas. Pengguna yang tidak puas, menurut mereka, bisa dengan mudah berganti ke platform lain.
Eddie Cue, dari Apple, menebar pujian ke Google Search. Ia mengungkapkan bahwa produsen iPhone tersebut sempat bertemu dengan perwakilan Microsoft dan DuckDuckGo, tetapi menilai produk kedua perusahaan tidak memadai [sebagai mesin pencari bawaan di iPhone].
Google bilang status default tidak penting
Meskipun Google diketahui mengeluarkan miliaran dolar AS per tahun supaya tetap menjadi mesin pencari bawaan di iPhone dan HP Android, pengacara mereka menyatakan status sebagai mesin pencari bawaan tidak berarti apa-apa. Pengguna tetap akan berganti ke mesin pencari lain jika mereka tidak puas.
John Schmidtlein, pengacara GOogle, menyatakan kesuksesan Microsoft menjadi mesin pencari bawaan di HP keluaran Verizon pada 2008, kemudian BlackBerry dan Nokia pada 2011, berakhir karena pengguna tetap menggunakan Google untuk melakukan pencarian internet.
[Gambas:Video CNBC]
(dem/dem)