Jakarta, CNN Indonesia —
Sebanyak 15,2 persen sekolah yang mendapat jatah laptop dari Kementerian Pendidikan, Kebudyaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) cuma menggunakannya buat Asesmen Nasional (AN).
Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional (UN) yang mulai diterapkan Kemendikbudristek pada 2021 untuk mengukur standar pendidikan RI.
Dalam laporan yang disusun Oliver Wyman, layanan konsultasi manajemen global, Kemendikbudristek sudah menyebar hampir 1,25 juta laptop secara nasional selama tiga tahun terakhir untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dan manajemen sekolah.
“Upaya ini berperan penting dalam memastikan Asesmen Nasional dan transformasi Merdeka Belajar secara keseluruhan terlaksana dengan baik,” demikian laporan Oliver Wyman yang diluncurkan Rabu (6/12).
Laporan berjudul “Peran Teknologi Dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia” itu juga mengatakan secara umum, tingkat penetrasi distribusi laptop lebih tinggi di daerah tertinggal dibandingkan wilayah yang lebih maju.
Lebih lanjut, laporan tersebut mengatakan bahwa langkah pendistribusian laptop itu untuk memastikan akses yang luas terhadap sumber daya teknologi.
Mulanya, Kemendikbudristek menyediakan komputer untuk sekolah dengan tujuan utama agar murid dapat mengikuti Asesmen Nasional dalam format digital.
Inisiatif ini kemudian berkembang menjadi kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar.
Penyediaan komputer ini juga membantu memberdayakan guru untuk mengakses berbagai materi pembelajaran, berpartisipasi dalam kelas daring, dan pada akhirnya berkontribusi pada pengembangan profesional.
“Meskipun murid masih menggunakan komputer di kelas, fokus utamanya kini adalah untuk membekali guru dengan sumber daya tambahan guna meningkatkan keterampilan,” tulis laporan tersebut.
Pemanfaatan laptop
Laporan tersebut juga menjelaskan, dengan membekali laptop ke sekolah-sekolah, pemerintah dan lembaga pendidikan memberdayakan murid untuk mengembangkan keterampilan digital, serta menumbuhkan kreativitas, pemikiran kritis, dan kolaborasi.
Meluasnya distribusi laptop menandakan komitmen terhadap pemerataan pendidikan dan menjadikan teknologi sebagai katalis transformasi pendidikan guna memastikan murid dapat berkembang di era digital, demikian menurut laporan Oliver Wyman.
Dari laporan tersebut, diketahui bahwa sebanyak 15,2 persen sekolah hanya memanfaatkan laptop untuk Asesmen Nasional (AN). Kemudian, sebanyak 17,5 persen menggunakan laptop untuk melakukan Asesmen Nasional dan tugas-tugas administratif.
Namun begitu, mayoritas sekolah atau sebesar 82,6 persen telah menggunakan laptop sebagai alat penting dalam proses belajar mengajar.
“Perangkat ini telah merevolusi kegiatan pembelajaran, memberdayakan pendidik untuk menyampaikan pelajaran yang menarik, sekaligus memberikan akses kepada murid terhadap berbagai sumber daya pendidikan.”
“Meluasnya adopsi laptop untuk membantu kegiatan belajar mengajar mencerminkan efektivitasnya dalam meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran,” tulis laporan tersebut.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)